Logistik Menipis, Riau Darurat Banjir dan Longsor

Posko Riau Siaga Darurat Banjir dan Longsor ditetapkan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.

oleh M Syukur diperbarui 11 Feb 2016, 15:04 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2016, 15:04 WIB
20160117-Banjir Riau
Waduk PLTA meluap dan mengakibatkan banjir rendam ribuan rumah di Riau (Liputan6.com/M.Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Banjir meluas di sejumlah kabupaten di Riau. Kondisi ini diperparah oleh menipisnya stok logistik untuk korban banjir.

Lantaran itulah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan Siaga Darurat Banjir dan Longsor.

Hal itu diputuskan setelah BPBD Provinsi Riau menggelar pertemuan dengan kepala BPBD kabupaten/kota di Pekanbaru, Kamis (11/2/2016).

Mereka semua diberi kesempatan memaparkan kondisi korban maupun kerusakan material lainnya akibat banjir.

Dalam pertemuan ini, Danrem Wirabima 031 Brigjen TNI Nurendi ditunjuk sebagai Komandan Satgas Bencana Banjir dan Longsor Riau.

Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, keputusan dari rapat ini akan disampaikan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.

"Posko Riau Siaga Darurat Banjir dan Longsor ditetapkan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru," ucap Edwar.

Sebelumnya, imbuh Edwar, 3 kabupaten di Provinsi Riau terlebih dahulu menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir. Ketiga kabupaten tersebut yakni Kuantan Singingi (Kuansing), Kampar dan Rokan Hulu (Rohul).

"Ya, 3 daerah sudah menetapkan Status Tanggap Darurat Banjir. Dengan demikian, kita sudah bisa mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat," kata Edwar.

Selain 3 kabupaten tersebut, banjir juga mulai meluas ke Kabupaten Pelalawan. Banjir itu merupakan kiriman dari Sungai Kampar.

Edwar menjelaskan, stok logistik dan bantuan korban banjir di Pemprov Riau sudah mulai menipis. Instansi terkait sudah melayangkan surat untuk meminta bantuan ke pusat.

Banjir di beberapa wilayah Riau dalam beberapa hari belakangan semakin meluas. Ini disebabkan semakin tingginya curah hujan setiap harinya. Mulai dari jalan putus, jembatan hanyut, korban terseret air bahkan ribuan warga desa terisolasi.

Sejak dilanda banjir beberapa hari lalu, tercatat 30 ribu kepala keluarga yang menjadi korban dengan kerugian materiil yang cukup banyak.

Sebelumnya, Kepala BPBD Kampar Santoso mencatat 30 ribu kepala keluarga menjadi banjir akibat luapan PLTA Koto Panjang.

Menurut Santoso, banjir merendam rumah warga di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar Kiri, Koto Kampar Hulu, Bangkinang, Kuok, Salo, Bangkinang, Kampar, Kampar Utara, Kampar Timur, Rumbio Jaya dan Tambang.

Santoso menyebut pihaknya sudah mendapat bantuan dari sejumlah pihak, baik Polri, TNI, relawan dan lainnya. Dapur umum juga sudah didirikan sebagian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya