Ikon Jambi Bakal Disulap Jadi Menara Pemantau Gerhana Matahari

Wilayah di Provinsi Jambi yang bakal dilewati gerhana matahari total adalah daerah Singkut, Kabupaten Sarolangun.

oleh Bangun Santoso diperbarui 25 Feb 2016, 08:45 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 08:45 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari Total
foto: pixabay

Liputan6.com, Jambi - Provinsi Jambi menjadi salah satu wilayah yang akan dilintasi Gerhana Matahari Total (GMT)pada 9 Maret 2016. Namun, tidak semua kabupaten/kota di Jambi bisa melihat fenomena tersebut dengan jelas.

"Informasi dari LAPAN, wilayah di Kota Jambi tidak bisa melihat fenomena gerhana," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Edi Erison di Jambi, Kamis (25/2/2016).

Berdasarkan laporan dari LAPAN itu, wilayah di Provinsi Jambi yang bakal dilewati gerhana matahari total adalah daerah Singkut, Kabupaten Sarolangun. Meski demikian, Pemprov Jambi akan menggelar perayaan untuk menyambut datangnya GMT.

"Kami dari Dinas Pariwisata sudah berkoordinasi dengan Sekda untuk menggelar perayaan menyambut GMT ini," kata Edi.

Perayaan itu akan dipusatkan di lokasi Menara Gentala Arasy. Menara setinggi 32 meter yang menjadi ikon Kota Jambi itu akan disulap menjadi lokasi khusus bagi warga untuk melihat fenomena gerhana matahari.


"Dari laporan yang kami terima, fenomena GMT terjadi antara pukul 6 sampai 8 pagi. Masyarakat bisa datang pada waktu tersebut melihat gerhana," jelas Edi.

Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, Gumilang mengatakan, Jambi menjadi salah satu daerah di Indonesia yang bisa melihat fenomena gerhana. Jika terlihat, fenomena GMT di Jambi bisa cukup lama terlihat antara 2 hingga 3 menit.

Hanya saja, pihaknya tidak bisa memastikan apakah gerhana matahari ini bisa dilihat jelas atau tidak. Itu ditentukan oleh faktor cuaca.

"Kecenderungan pada awal Maret nanti terjadi hujan sore hingga malam hari. Jika terjadi hujan pagi hingga siang, kemungkinan gerhana sulit terlihat," tutur Gumilang.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak melihat gerhana secara langsung, karena efek radiasi dinilai berbahaya. Warga bisa mencari lokasi yang teduh untuk melihat fenomena langka ini.

Gerhana matahari total di Indonesia terjadi 32 tahun lalu tepatnya pada hari Sabtu, 11 Juni 1983.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya