Liputan6.com, Palembang – Rumah Sakit Muhammad Husein (RSMH) Palembang ditunjuk sebagai tempat tes kesehatan pasangan calon Pemilihan Bupati Ogan Ilir pada tahun lalu. Penunjukan itu bukan yang pertama kali bagi rumah sakit pemerintah itu.
Sebanyak 25 orang dari berbagai latar belakang spesialisasi ditunjuk sebagai tim penguji. Mereka dipilih karena kapasitasnya teruji selama ini. Maka itu, tudingan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso soal adanya rekayasa hasil tes urine Bupati Ogan Ilir terpilih, AW Nofiandi Mawardi, dibantah.
Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr Rita Mustika memaparkan proses tes urine. Para paslon diberi baju pasien dan pot urine yang digunakan pada saat itu juga dan didampingi seorang perawat. Saat mengambil urine di toilet, para calon terus didampingi perawat dan pintu kamar mandi yang terbuka.
Setelah urine ditampung, kata Rita, calon langsung menyerahkan ke perawat yang mendampinginya. Pot urine lalu dibawa perawat dan diserahkan ke petugas laboratorium yang tak jauh dari lokasi toilet tersebut.
Baca Juga
Pot urine diberi barcode untuk labeling spesimen dan selanjutnya dibawa petugas laboratorium ke station pneumatic tube menggunakan plastik kuning ke Graha Spesialis RSMH Palembang. Hanya petugas laboratorium yang bisa masuk ke ruang laboratorium tersebut.
"Saat pengiriman ke laboratorium, pot urine-nya tidak diberi nama orangnya, hanya diberi label laboratorium dan dikirim ke laboratorium sentral, bersama dengan spesimen urine pasien umum lainnya. Jadi, tidak tahu pot-pot urine itu punya siapa," ujar Rita kepada Liputan6.com, di Gedung Direksi Lantai 3 RSMH Palembang, Selasa malam, 15 Maret 2016.
Â
Dari hasil tes urine, semua pasien yang merupakan bakal calon (balon) pilkada di 7 kabupaten Sumsel dinyatakan lolos dan negatif mengandung zat kimia narkoba. Alasan memilih tes urine saja karena hanya urine yang memang menjadi patokan pemeriksaan laboratorium.
Kepala Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi dr Phey Liana menerangkan apabila tes urine tersebut positif, tim dokter akan mengonfirmasi ulang kepada calon pasien untuk memastikan obat apa yang digunakan dan menunjukkan resep obatnya. Setelah itu, para calon baru menjalani tes lanjutan berupa tes darah atau lainnya.
Phey menyatakan tes darah memiliki waktu deteksi narkoba yang lebih singkat. Pasalnya, hasil metabolik disekresi ke darah baru ke urine. Sedangkan, zat kimia di dalam urine bisa hilang sekitar tiga hari tergantung faktor-faktor pendukung. Di antaranya banyak minum air, penggunaan narkoba dosis rendah dan sedikit serta pH urine.
"Tes rambut memang paling lama dan bisa bertahan beberapa bulan. Tergantung apa yang diperiksa. Tapi, itu tidak jadi prosedur standar karena banyak dipakai di negara berkembang dan maju yang mengarah ke jalur hukum," jelas dia.
Urine Dicampur Air?
Urine Dicampur Air?
Potensi menetralisir zat kimia yang terkandung di dalam urine AWN mungkin dilakukan dengan mencampurkan urine dengan air. Namun, pihak RSMH Palembang menegaskan bahwa peluang tersebut sangat kecil.
Phey menyatakan pengawasan ketat dari tim dokter dan perawat yang mendampingi pasien selama menampung urine dalam pot urine tidak memungkinkan rekayasa itu.
"Sejak awal masuk ruang pemeriksaan, ajudan dan dokter pendamping daerah tidak boleh masuk. Pada saat menggunakan baju rumah sakit dan ke kamar mandi juga didampingi dan diawasi. Toiletnya juga tidak besar dan tim kita ikut mengawasi," tutur Phey.
Jika memang pencampuran terjadi, hal tersebut tidak bisa dideteksi melalui pengujian laboratorium. Apalagi, proses pelarutan itu memang terjadi alamiah di dalam tubuh.
Direktur Medik dan Perawatan RSMH Palembang dr Alsen Arlan membantah adanya obat penetrasi zat kimia narkoba di dalam urine. Sejauh ini, ia mengaku belum mengetahui adanya obat khusus untuk menetrasi kandungan narkoba.
"Peluang tersebut (urine dicampur dengan air) sangat kecil terjadi. Kalau obat penetrasi juga setahu kami tidak ada. Apalagi, dia mau membawa urine orang lain saat tes, itu tidak mungkin karena pengawalan kita ketat," ucap dia.
Uji Psikometri
Alsen menyatakan, screening awal untuk pengecekan penggunaan narkoba hanya tes urine dan tidak ada yang tidak lolos. Hasil berbeda didapatkan dari tes psikometri (kejiwaan). Sebanyak 10 calon tidak lolos hingga harus tes ulang untuk melengkapi berkas.
Menurut Alsen, Bupati Ogan Ilir terpilih AW Nofiandi Mawardi (AWN) termasuk calon yang tidak lolos saat itu.
"Kita masih punya waktu untuk melakukan tes ulang untuk melengkapi data. Barulah terakhir 5 orang yang tidak lulus dan AWN dinyatakan lolos pada tes psikometri kedua," ujar dr Alsen Arlan.
Advertisement