Lestarikan Silat Bandrong, 80 Ribu Pendekar Kumpul di Banten

Ciri khas Bandrong adalah 'kembang' atau kuda-kudanya dekat dengan tanah dan serangannya cenderung ke bawah.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 21 Mar 2016, 20:27 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 20:27 WIB
Ribuan jawara Silat dari Tujuh Provinsi Berkumpul di Banten
Berbagai macam perguruan silat dari Provinsi Banten dan tujuh provinsi lainnya berkumpul di Pendopo Lama Gubenur Banten.

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 80 ribu anggota Peguron Bandrong yang datang dari 11 wilayah seluruh Indonesia, mengajak seluruh elemen bangsa di provinsi pendekar itu untuk sama-sama menjaga seni beladiri asli tanah leluhur 'pribumi' Banten.

"Seni beladiri Bandrong ini perlu kita budayakan, karena kesenian ini titipan dari nenek moyang kita, khususnya di wilayah Banten," kata Ketua Umum Peguron Bandrong Banten, Safrudin Syafei, di Serang, Senin (21/03/2016).

Menurutnya, meski pemerintah telah meresmikan Bandrong sebagai seni beladiri resmi dari Banten, tetap diperlukan kerja sama semua pihak guna melestarikannya.

"Saat ini di Serang, ada 19 Padepokan Bandrong dengan massa Bandrong di Provinsi Banten sekitar ada 80 ribuan," terang Safrudin.


Selain itu, para dewan guru peguron Bandrong berusaha melestarikannya ke seluruh Indonesia yang kini baru ada di 11 wilayah.

"Saat ini sudah ada sebelas wilayah provinsi di antaranya, Lampung, Makasar, Kalimantan dan wilayah lainnya," papar dia.

Menurut budayawan Banten Budi Wahyu Iskandar, ciri khas Bandrong dengan bela diri lainnya adalah kuda-kudanya dekat dengan tanah dan pola penyerangannya selalu mengarah ke kaki lawan.

Selain itu, bagi orang yang belajar seni bela diri Bandrong, akan teringat terus bahwa setiap manusia sejatinya akan kembali ke tanah atau meninggal dunia.

"Dekat dengan tanah dikarenakan sejarahnya, Banten merupakan daerah pertanian yang rakyatnya selalu berkutat dengan areal persawahan. Lalu serangannya selalu ke kaki guna menjatuhkan lawannya," terang pria alumnus IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten (SMHB) itu.

Bahkan, upaya pelestarian seni beladiri Bandrong pun dinilai Budi belum dilakukan oleh pemerintah, baik kabupaten, kota, maupun provinsi.

"Upaya pelestarian budaya tak benda hanya dilakukan oleh sanggar-sanggar yang kini semakin berkurang jumlahnya dan memprihatinkan," tegas Budi.

Seni bela diri Bandrong terbanyak berada di Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Sedangkan untuk Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan wilayah Tangerang Raya, seni bela diri ini sangat sulit dijumpai keberadaannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya