Terapis di Yogyakarta Ini Berikan 'Pengobatan' Gratis Kaum LGBT

Pelaku LGBT memiliki potensi yang bisa dikembangkan untuk kehidupan yang lebih baik.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Mar 2016, 05:02 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 05:02 WIB
Ini Alasan Kaum LGBT Indonesia Makin “Pede” Tampil di Muka Umum
Sebenarnya berapakah jumlah kaum LGBT di Indonesia? Temukan jawabannya di sini.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sekartaji Ayuwangi, seorang praktisi terapi kejiwaaan di Yogyakarta, menyatakan siap membantu kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) seiring posisi mereka yang tidak diterima sepenuhnya oleh lingkungan. Untuk itu dia siap memberikan terapi secara cuma-cuma sepekan sekali.

Terapi kejiwaan, kata dia, sangat diperlukan agar para pelaku tidak terpuruk. Padahal mereka memiliki potensi masing-masing.

"Dengan detox emosi negatif dan self development terhadap penerimaan diri, akan mentransformasikan mereka menjadi pribadi unggul yang fokus pada pengembangan potensi diri bagi kehdupan yang lebih baik," kata Sekartaji kepada Liputan6.com, Senin (21/3/2016).

Stigma negatif yang memojokkan pososi pelaku LGBT, dia melanjutkan, bisa jadi sudah diterima sejak kecil hingga kini.

"Dapat melahirkan luka batin, stres, trauma sehingga justru menjauhkan mereka pada diri sendiri," ujar dia.

Sekartaji juga mengatakan, ada beberapa faktor pemicu perilaku LGBT. Dari merangkum pendapat dari berbagai pakar terkait, secara umum ada 4 pemicunya.

Pertama faktor fisiologis atau biologis. Kedua, faktor psikodinamika yakni cenderung pada ganguan perkembangan psikoseksual sejak anak-anak.

Ketiga, faktor sosiokultur, misal berupa adat istiadat atau tradisi. "Di Indonesia seperti bissu di Makasssar, atau gemblak di Ponorogo," ujar dia.

Faktor keempat adalah lingkungan yang memicu penyimpangan seksual. Ini bisa terjadi pada manusia yang terisolasi, semisal di penjara.

Soal istilah penyimpangan seksual, menurut Sekartaji, itu lebih tepat untuk menjelaskan perilaku seseorang yang melakukan intimidasi seksual pada orang lain. "Banyak juga pelaku heteroseksual yang melakukan penyimpangaan," tandas Sekartaji.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya