Liputan6.com, Jakarta - Berbagai anggrek jenis baru bermekaran di Gunung Merapi pasca-erupsi 2015. Sebelumnya, anggrek itu hilang akibat letusan Merapi tahun 2010.
Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Widya Kridaningsih mengatakan, berdasarkan hasil survei setelah erupsi Merapi 2010 dan 2015, jenis anggrek di kawasan nasional yang sebelumnya tercatat ada 51 bertambah menjadi 65 jenis.
Namun jumlah itu masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah jenis anggrek di kawasan taman nasional sebelum Merapi meletus tahun 2010. Saat itu tercatat ada 97 jenis anggrek.
Baca Juga
"Pada 2016 ini akan kami survei, semoga bertambah," kata Widya seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/3/2016).
Anggrek jenis baru itu, kata dia, bermekaran di tebing-tebing sungai di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Namun, kata Widya, pengelola kesulitan mengidentifikasi jenis anggrek yang hidup di kawasan lereng Gunung Merapi karena medannya cukup curam.
"Lokasi tumbuhnya anggrek berada pada medan yang curam, terutama di lahan bekas terkena erupsi Gunung Merapi 2010," kata Widya.
Anggrek itu, banyak tumbuh di lereng sebelah selatan, di wilayah Kecamatan Cangkringan yang berada di ketinggian.