Liputan6.com, Purbalingga - Mengisi liburanPaskah, sekitar 1.000 pendaki mendaki ke puncak Gunung Slamet (3.428 mdpl). Para pendaki dari kalangan muda-mudi itu berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jakarta.
         Â
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Prayitno mengatakan, para pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja pada Kamis 24 Maret siang hingga sore. Â
"Mereka kebanyakan datang secara berombongan. Dalam satu grup antara 5 sampai 10 orang, bahkan ada yang 20 orang. Namun juga ada yang datang 2 orang dalam 1 kelompoknya," kata Prayitno, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (25/3/2016).
         Â
Berdasarkan data yang tercatat di pos Bambangan, lanjut dia, para pendaki berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Pekalongan, Tasikmalaya, Purwokerto dan sejumlah kota lain di Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Pendataan itu dilakukan sebagai antisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas berupa KTP atau SIM serta nomor kontak," kata Prayitno.
Â
Advertisement
Baca Juga
        Â
Petugas di posko Bambangan dibantu SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet, juga membagikan lembaran informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama mendaki ke puncak Gunung Slamet. Lembar informasi itu untuk memudahkan para pendaki yang hendak menuju puncak.
"Jika terjadi sesuatu pada rombongannya, bisa segera mengontak pada nomor kontak yang tertera dalam lembaran tersebut," ujar Prayitno.
         Â
Prayitno juga mengingatkan para pendaki untuk tetap menjaga kesehatan serta kelestarian lingkungan selama di puncak dan jalur pendakian. Para pendaki diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan dan wajib membawa turun kembali sampah yang dihasilkan.
Semua pendaki sebelum ke puncak juga dibekali kantong plastik untuk tempat sampah. Kantong itu diserahkan kembali di pos Bambangan dan tentunya berisi sampah. Para pendaki juga tidak boleh menebang pohon serta memetik bunga Edelweis.
         Â
"Biasanya, usai pendakian massal seperti saat ini, puluhan karung sampah harus dibawa turun oleh petugas SAR dan warga desa setempat. Oleh karenanya, kami meminta agar pendaki juga membawa turun sampahnya," kata Prayitno.
         Â
Prayitno menambahkan, kondisi puncak Gunung Slamet lumayan dingin dan sesekali terjadi hujan. Para pendaki diminta waspada terhadap serangan hipotermia dan jalan setapak yang licin.