Liputan6.com, Bengkulu - Kebakaran yang melanda Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malabero Kota Bengkulu tadi malam, diduga lantaran adanya penangkapan salah seorang bandar narkoba bernama Edison Irawan alias Aceng.
Belasan personel Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu bersama anggota Direktorat Anti Narkoba memasuki rutan setelah mendapat izin dari pimpinan rutan pada pukul 20.00 WIB.
Mereka lalu masuk dan menggeledah Blok A kamar 17. Hasilnya, petugas berhasil mengamankan satu kantong barang bukti sabu. Aceng pun dibawa keluar rutan.
Kondisi itu memicu kerusuhan. Ratusan penghuni rutan yang terprovokasi lalu menjebol pintu sel tahanan dan mulai membuka ruang tahanan lain.
Baca Juga
Pukul 20.30 WIB, api terlihat membakar kamar 17 Blok A dan merambat ke seluruh ruangan. Petugas BNN yang membawa Aceng keluar rutan sambil memberondong tembakan ke udara.
Api semakin meluas. Teriakan ratusan tahanan terdengar dari balik tembok penjara. Sebagian dari mereka berupaya melompat tembok setinggi 8 meter di sisi barat dan utara rutan, tetapi tidak berhasil.
Pukul 21.00 WIB, Satuan Sabhara Polres mengamankan situasi dengan mengepung seluruh sisi rutan dan mulai mengevakuasi tahanan ke pelataran masjid yang berada di depan rutan. Sebanyak 8 unit bantuan pemadam kebakaran Kota Bengkulu mendatangi tempat kejadian perkara dan mencoba menjinakkan api.
Pukul 23.00 WIB, seluruh tahanan mulai dievakuasi ke LP Bentiring yang berjarak 10 kilometer dari Rutan Malabero dengan dikawal aparat secara ketat diangkut delapan kendaraan tahanan dan trik operasional kepolisian.
Pukul 23.30 WIB, api mulai padam dan petugas menyisir lokasi kebakaran. Hasilnya, sebanyak lima orang di Blok A kamar nomor 7 didapati hangus terpanggang.
Mereka adalah Medi Satria bin Jaharudin, Agung Nugraha, Hendra Novianto bin Amran, Agus Purwanto dan Heru Biliantoro.
Kapolres Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta mengatakan, saat ini pihaknya memeriksa seluruh tahanan untuk memastikan dalang kerusuhan dan para provokator dari dalam ruang tahanan.
"Kita periksa semua yang diduga menjadi dalangnya. Ini sudah tindakan yang merusak sistem," tegas Kapolres di Bengkulu, Sabtu (26/3/2016).
Pemeriksaan forensik juga akan dilakukan Tim Labfor Polda Sumatera Selatan yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Palembang menuju Bengkulu.