Robohnya Rumah-rumah Panggung Balikpapan

Seiring rencana penggusuran untuk ekspansi Pertamina, rumah-rumah panggung dijarah warga.

oleh Abelda RN diperbarui 13 Apr 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2016, 12:30 WIB
Rumah Panggung
Rumah panggung Balikpapan terancam roboh.

Liputan6.com, Balikpapan - Suara gemuruh pagi-pagi buta membangunkan Nazir, warga Jalan Dahor, Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia sempat mengira rumahnya terkena longsoran tanah batu gunung.

“Dini hari jelang sholat shubuh, ada suara gemuruh di samping rumah. Keras sekali membuat kaget warga sekampung,” kata Nazir kepada Liputan6.com, di Balikpapan, Selasa 12 April 2016.

Ternyata sumber suara gemuruh tersebut berasal dari robohnya rumah panggung dua lantai milik PT Pertamina (Persero) yang sudah bertahun tahun kosong. Rumah panggung itu bekas rumah karyawan Pertamina Balikpapan yang sejak 1997 sudah dicanangkan sebagai lokasi cagar budaya.

Cagar budaya ini menjadi pengingat jejak penemuan sumur minyak pertama Mathilda Balikpapan pada 1897 silam. "Reruntuhan rumah panggung terpental hingga ke jalan jalan. Bahkan hampir menimpa mobil warga yang terparkir di jalanan,” ungkap Nazir.

Nazir mencatat kejadian runtuhnya rumah panggung itu pada November 2015 silam. Ternyata rumah-rumah panggung lain seakan menyusul bakal rubuh saat ini.

Terdapat sebanyak 27 rumah panggung milik Pertamina di Jalan Dahor yang sudah dijadikan lokasi cagar budaya Balikpapan. Rumah panggungcagar budaya itu sebagian besar diantaranya dibiarkan kosong tanpa penghuni.

Pertamina terkadang memanfaatkan fungsi salah satu rumah agar ditempati personil kepolisian Balikpapan bersama keluarganya.

“Kosong bertahun tahun tanpa penghuni, hanya sempat satu personil polisi Balikpapan yang menempati. Warga terkadang parkir mobil di dalamnya,” kata Nazir.

Awal Juli tahun 2015 lalu, Pertamina secara resmi mengumumkan rencana perluasan kilang minyak hingga kapasitas 360 ribu barrel dari sebelumnya hanya 260 ribu barrel. Sebagian aset Pertamina Balikpapan tergusur program nasional ini, seperti kantor besar, rumah dinas karyawan, Stadion Parikesit  hingga area cagar budaya di Jalan Dahor.   

“Setelah itu (pengumuman) penghuni di rumah cagar budaya ini lokasinya juga dipagar seng agar warga tidak bisa masuk,” kata Ketua RT 54 Kelurahan Baru Ilir, Jimmy Haesing.

Pasca-pengumuman pengosongan, warga malahan berbondong mendiami secara liar beberapa rumah cagar budaya ini. Pagar seng tidak mampu menghalangi warga yang terlanjur beranggapan keberadaan rumah panggung ini sudah tidak dikehendaki lagi oleh Pertamina.

“Warga menerobos pagar seng serta mendiami secara liar. Sebagian di antara juga menjarah secara liar saat Pertamina mengusir keberadaan penghuninya pada awal tahun 2016 lalu,” ujar Jimmy.

Aksi penjarahan warga ini pula yang diduga menjadi penyebab ambruknya salah satu rumah akibat tiang kayu ulin dijarah warga. Adapun satu rumah di sebelahnya malahan sudah menjadi puing-puing tidak terbentuk akibat penjarahan ini.

“Totalnya ada dua rumah yang sudah tidak berbentuk di lokasi tersebut,” papar Jimmy.

Tersisa 9 Rumah Panggung

Kondisi kerusakan cagar budaya ini yang membuat geram aktivis urban di Balikpapan, Rio Ridhayon Demo. Menurutnya cagar budaya ini menjadi pengingat asal usul kota Balikpapan yang berkembang pesat berkat industri migasnya.

Apalagi ada indikasi Pertamina sengaja membiarkan aktifitas penjarahan ini, sebagai pembenaran rencana pembongkaran sebanyak 27 cagar budaya di Jalan Dahor.

“Pemahaman saya, mereka sengaja membiarkan dijarah. Sehingga saat sudah rusak, sekalian saja dibongkar demi kepentingan bisnis. Informasinya untuk dibangun apartemen sebagai salah satu langkah perluasan kilang minyak,” ujarnya.

Rio mendengar informasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Samarinda sudah menyetujui penghapusan sebanyak 18 rumah panggung Jalan Dahor sebagai lokasi cagar budaya di Balikpapan. Balai ini hanya menyisakan 9 rumah panggung saja yang jadi pengingat keberadaan industri migas Balikpapan.

Sehubungan itu, Rio berencana melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Samarinda atas pencabutan status 18 rumah cagar budaya Jalan Dahor. Menurutnya Balai Pelestarian Cagar Budaya Samarinda tidak bisa serta merta mencabut status cagar budaya tanpa melalui prosedur berlaku.

“Harus ada kajian dari tim independen dalam menilai status cagar budaya ini, apakah masih layak atau bisa dihapuskan. Pertamina semestinya juga punya kewajiban menjaga asset miliknya dari upaya penjarahan,” tegasnya.

Rumah panggung Balikpapan terancam hilang (Liputan6.com / Abelda Gunawan)

Pertamina Balikpapan menyatakan peningkatan kapasitas produksi kilang nantinya akan memakan korban penggusuran rumah karyawan, kantor besar, Stadion Parikesit, hingga sejumlah lokasi cagar budaya.

Sehubungan cagar budaya Jalan Dahor, Kepala Humas Pertamina Balikpapan, Dian Hapsari menegaskan pihaknya sudah berupaya maksimal dalam pengamanan dari pemagaran sekeliling komplek hingga penempatan personil TNI/Polri dan petugas keamanan perusahaan.

“Tidak ada unsur pembiaran dalam kasus cagar budaya Jalan Dahor ini. Upaya kami sudah cukup maksimal dalam pengamanannya,” ujarnya.

Pertamina mengklaim punya kepentingan dalam pelestarian cagar budaya Jalan Dahor sebagai titik awal dimulainya industri migas di Balikpapan. Pertamina menggandeng Pemerintah Kota Balikpapan guna melestarikan keberadaanya dengan menyisakan 9 rumah panggung cagar budaya Jalan Dahor.

“Kami akan memajukan 9 rumah cagar budaya di Jalan Dahor III dengan menjalin kerjasama Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pendidikan Balikpapan,” tuturnya. Dia mengatakan rencana pemugaran bangunan cagar budaya akan dilaksanakan pada akhir bulan April ini.

Pemerintah Kota Balikpapan sudah menandatangani kesepakatan dukungan dalam proyek pengembangan kilang bersama Pertamina. Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy mengatakan ada Sembilan unit lokasi rumah panggung yang masih dipertahankan sebagai lokasi cagar budaya Pertamina.

“Sesuai rekomendasi dari  Balai pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kaltim,” jelasnya.

Sembilan cagar budaya ini akan dibenahi dan dipercantik sehingga mengundang minat masyarakat untuk datang melihat aset peninggalan zaman Belanda ini.  Cagar budaya Jalan Dahor diharapkan menjadi obyek wisata Balikpapan sehingga membuat masyarakat datang menikmati. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya