Harianto Albarr, Penyulut Listrik Desa-desa Terpencil

Harianto Albarr mengembangkan pembangkit listrik di desa-desa berbagai daerah di Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Apr 2016, 20:29 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 20:29 WIB
Pemuda Inspiratif
Pemuda inspiratif dari Makassar mengusung gerakan Indonesia Terang.

Liputan6.com, Palangkaraya - Hidup nyaman di Kota Makassar tidak membuat Harianto Albarr menutup mata terhadap keadaan di sekitarnya. Dia menginisiasi aksi nyata untuk membuat daerah minus menjadi lebih baik.

Jejak awal kepeduliannya terpahat di sebuah desa di Bukit Coppo Tile, Desa Bacu Bacu, Makassar. Berbeda dengan Kota Makassar, pada 2008 desa itu masih gelap gulita. Belum ada listrik masuk Bacu Bacu.

Harianto yang saat itu duduk di bangku kuliah Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar mencetuskan ide untuk membuat kincir air pembangkit listrik di desa tersebut. Bersama temannya dan warga sekitar, Harianto berhasil menghasilkan listrik berkapasitas 20 Kwh, cukup membuat Desa Bacu Bacu  terang-benderang.

Berkat impian, gagasan, dan kerja keras Harianto, keadaan sosial warga membaik. Penduduk dapat memaksimalkan listrik untuk kehidupan sehari-hari, serta menambah penghasilan. Tak berhenti seusai menerima apresiasi SATU Indonesia Awards, ia pun mendirikan Indonesia Terang Community pada akhir 2012.

"Saya ingin mengajak pemuda-pemudi dengan mimpi yang sama seperti saya untuk menghadirkan listrik di desa-desa terpencil," ujar Harianto saat Workshop dan Bincang Inspiratif Program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards di Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (14/4/2016).

Hingga kini Lembaga Pengembangan Desa Mandiri (LPDM) yang dibina oleh Harianto sudah menjangkau daerah Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Pemilik Yayasan Desa Mandiri Nusantara dan PT MandiriPRO Nusantara ini berharap dapat terus memberikan pembinaan teknologi tepat guna untuk para mahasiswa.

Hingga saat ini, sudah ada 28 unit pembangkit listrik yang sudah dipakai dan satu unit yang masih dalam pengerjaan. Kapasitasnya mulai dari 5 KW – 100 KW.

"Kami setiap bulannya mengadakan workshop untuk berbagi pengalaman ke mahasiswa. Saya ingin mahasiswa dapat lebih mandiri karena mereka punya potensi yang perlu digali," ujarnya.

Harianto membagi semangat dan pengalamannya itu kepada khalayak yang menghadiri rangkaian acara program Satu Awards di Palangka Raya. Harianto adalah penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 bidang teknologi.

Agenda program Satu Awards melanjutkan pencarian sosok inspiratif di Palangka Raya, setelah Banda Aceh pada bulan lalu. Salah satu agendanya Workshop Teknologi Informasi dengan tema E-Learning yang disampaikan pakar teknologi informasi Onno W. Purbo, salah satu juri SATU Indonesia Awards 2016.

“Saya bangga dengan anak-anak muda yang berhasil membangun dan menggerakkan masyarakat pada usia mereka sekarang, di mana saya tidak mampu melakukan hal itu pada usia tersebut," kata Onno Purbo.

Menurut Onno, ada kecenderungan anak-anak muda khususnya mahasiswa di daerah jauh lebih bersemangat daripada mereka yang ada di Jakarta.

"Mungkin disebabkan keadaan yang serba terbatas, sehingga mereka harus lebih patriotik. Saya yakin pemuda-pemudi Palangka Raya juga demikian."

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya