Liputan6.com, Jambi - Sudah hampir satu pekan lebih langit di atas gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi tak secerah biasanya. Awan hitam betah menggelayut setinggi kurang lebih 300-900 meter. Status gunung api tertinggi di Indonesia itu pun ditingkatkan menjadi waspada level II.
Selain menyiapkan jalur evakuasi apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi juga membentuk Desa Tangguh yang berlokasi di Desa Sungai Kering dan Gunung Labu, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci.
"Desa Tangguh dibentuk untuk membantu warga dalam proses evakuasi apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi di gunung Kerinci," ujar Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arief Munandar di Jambi, Kamis (21/04/2016).
Baca Juga
Arief menjelaskan, Desa Tangguh sengaja dibentuk di 2 desa dibawah kaki gunung Kerinci. Lokasinya merupakan kawasan jalur evakuasi. Sejumlah tim diturunkan guna melakukan pelatihan dan sosialisasi akan upaya dini jika terjadi erupsi gunung.
"Desa Tangguh ini melibatkan seluruh warga, ini juga sebagai edukasi kepada masyarakat," kata Arief.
Lebih lanjut ia mengatakan, hingga Kamis pagi ini, gunung Kerinci masih tampak aktif dibanding hari biasanya. Dalam waktu satu hari, gunung setinggi 3.805 MDPL itu menghembuskan erupsi rata-rata 100-200 kali.
Meski terpantau aktif, sejumlah warga yang mendiami kaki gunung Kerinci tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Anjar (34) salah seorang pemetik perkebunan teh di Kerinci mengaku tidak terlalu khawatir.
"Kalau waktu malam biasanya terdengar bunyi dentuman dari puncak gunung. Tapi kami masih bekerja seperti biasa," kata Anjar.
Sejumlah warga lain juga tetap beraktivitas seperti biasa. Diantaranya aktivitas perkantoran dan belajar mengajar di sejumlah sekolah di Kerinci. Oleh tim pemantau gunung Kerinci, warga hanya dilarang mendekati puncak Kerinci dengan radius 3 kilometer.
Gunung di bagian barat Provinsi Jambi ini dikelilingi lebatnya hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan habitat harimau dan badak Sumatera. Gunung itu tercatat pernah erupsi pada 2009 lalu.