Penyilet Misterius di Yogyakarta Seorang Psikopat?

Penyilet misterius itu terlihat tenang saat beraksi melukai korbannya.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Apr 2016, 11:31 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2016, 11:31 WIB
Penyilet Misterius di Yogyakarta Seorang Psikopat?
Menurut penuturan Yani di Mapolrestro Jakarta Timur, alasan menganiaya Diva karena bocah itu sudah berbuat onar sejak bangun tidur pukul 05.00 WIB.

Liputan6.com, Yogyakarta - Penyilet misterius yang menyerang tiga warga Yogyakarta masih belum terungkap. Namun, polisi sudah mengantongi sejumlah ciri yang mengarah pada penyilet itu.

Berdasarkan keterangan saksi, penyilet yang dikenali berjenis kelamin laki-laki itu terlihat sangat tenang saat beraksi. Panit Reskrim Polsek Kotagede Iptu Edy Subhekti menduga pelaku adalah psikopat.

Edy menuturkan, saksi melihat pelaku mengendarai motor dan berjalan pelan. Kecepatan motor diperkirakan 20-30 km saat itu.

"Dia jalan pelan, paling 30 km. Ke SMK lalu ke dekat SD itu. Lalu dibilang ada pembacokan, pelaku lalu ke selatan, agak mau jatuh ke arah selatan. Dikejar sayangnya sudah hilang. Kemungkinan itu psikopat," ujar Edy di Polsek Kotagede, Rabu, 27 April 2016.


Sosiolog kriminal UGM Suprapto meragukan dugaan tersebut, meski kemungkinan itu ada. Menurut Suprapto, ada empat kemungkinan motivasi pelaku melancarkan aksi kejinya. Pertama, berkaitan dengan Pilkada Serentak di Yogyakarta yang diyakini sangat kecil kemungkinannya.

Motivasi kedua adalah eksistensi diri dari geng tertentu agar lawannya mengetahui kiprahnya. Ketiga, motivasi untuk melampiaskan kondisi kejiwaan. Terakhir, syarat dari aliran tertentu untuk naik peringkat hingga berhasil dengan melukai korban.

Jika dugaan polisi mengarah pada psikopat, korban semestinya dilukai secara asal-asalan. Namun, fakta menunjukkan luka yang dialami korban mirip, yakni berada di lengan kanan. Karena itu, ia lebih condong jika motivasi eksistensi diri atau aliran tertentu yang menggerakkan penyilet misterius itu.

"Saya tangkap besar kedua atau keempat dari kelompok dan aliran tertentu yang mesyaratkan itu," ujar Suprapto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya