Warga Desa Ini Minta Tuhan Cabut Nyawa Pembuang Sampah di Jalan

Doa pencabut nyawa itu diberlakukan di Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 29 Apr 2016, 23:34 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2016, 23:34 WIB
Spanduk sadis
Spanduk bertuliskan agar Tuhan mencabut nyawa orang yang membuat sampah sembarangan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Jangan sembarangan buang sampah di desa ini. Bila tidak, doa pencabut nyawa bakal dipanjatkan terhadap para pelanggar.

Larangan disertai doa pencabut nyawa itu diberlakukan di Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Warga setempat memanjatkan doa pada Tuhan untuk mencabut nyawa orang tidak dikenal yang seenaknya buang sampah sembarangan di sepanjang Jalan Talasalapang.

Luapan aksi warga tersebut tidak main-main. Spanduk pengumuman itu dipajang di tepi jalan raya yang menghubungkan Kompleks Minasa Upa, Kota Makassar.

Redaksi kalimatnya pun terbilang ekstrem ketimbang efek jera perusak lingkungan sekelas pelaku reklamasi yang tidak taat dan patuh soal hukum lingkungan. Bayangkan saja, para pelanggar pun disebut orang-orang kafir yang tega membuang sampah di jalan raya tersebut.

"Ya Allah cabutlah nyawa orang-orang yang membuang sampah di sepanjang jalan ini." Serta, "Ya Allah hanya orang-orang kafir yang membuang sampah di sepanjang jalan ini." Tertanda komunitas kebersihan di bawah spanduk tersebut.

Spanduk bertuliskan agar Tuhan mencabut nyawa orang yang membuat sampah sembarangan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Sementara itu, Camat Rappocini Hamri S Haiya mengatakan, sampah dijemput langsung di depan rumah warga. Secara kontinu dilakukan setiap sore hingga malam. Itu terjadi karena tidak ada lagi yang namanya kontainer sampah yang kerap dijadikan tempat pembuangan sampah sementara.

"Kami sudah menjemput langsung sampah ke rumah-rumah dan langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), Jadi tak perlu lagi ada kontainer sampah. Tapi entah kenapa fenomena buang sampah sembarangan itu masih terjadi, dan soal papan bicara itu adalah pegiat komunitas kebersihan," ucap Hamri kepada Liputan6.com, Jumat (29/4/2016).

Ia mengungkapkan, petugas kebersihan kecamatan yang tiap harinya menjemput sampah warga dengan mobil sudah dilengkapi dengan pengeras suara.

"Bahkan, mereka itu sering memutar lagu bertema kebersihan, dan berteriak sampah, sampah, sampah," ujar Hamri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya