Ombak Besar Ini Rutin Datang Jelang Ramadan di Bengkulu

Deburan ombak yang sudah melewati batas penahan gelombang atau break water setinggi 6 meter sudah merambat ke badan jalan di Bengkulu.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 30 Mei 2016, 20:30 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2016, 20:30 WIB
Ombak Besar, Bengkulu
(Yuliardi Hardjo Putro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bengkulu - Ombak besar di pesisir pantai Kota Bengkulu mengancam permukiman warga nelayan di Kelurahan Berkas, Sumur Melele, Malabero, dan Pasar Pantai Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu.

Deburan ombak yang sudah melewati batas penahan gelombang atau break water setinggi 6 meter sudah merambat ke badan jalan. Gelombang tinggi itu mengancam permukiman warga yang hanya berjarak 2 meter dari jalan.

Sebanyak 50 kapal nelayan tradisional yang biasa ditambat di atas air pantai terpaksa dievakuasi ke daratan. Sebab para nelayan khawatir jika ombak terus meninggi akan menghanyutkan kapal dan berujung karam.

Tokoh masyarakat nelayan pesisir Malabero, Buyung Tamang mengatakan, fenomena alam ini selalu terjadi menjelang masuknya bulan Ramadan. Tetapi ombak besar yang datang saat ini sangat di luar dugaan dan tingginya sudah mengancam perkampungan warga.

"Kami menyebutnya ini ombak gloro. setiap tahun pasti terjadi, yang terbesar sempat menghanyutkan ratusan rumah pada tahun 1987 lalu," kata Buyung di Bengkulu, Senin (30/5/2016).

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkulu Haris Syahid Hakim mengatakan, tinggi gelombang dipicu tekanan rendah akibat fenomena atmosfer bumi yang memicu pergerakan air di bawah laut Samudera Hindia. Imbasnya ombak menghantam pesisir hingga mencapai ketinggian 5 meter.

"Gelombang tinggi akan terus terjadi hingga hingga sepekan ke depan, kami sudah mengeluarkan peringatan dini dan berbahaya bagi seluruh jenis pelayaran di Samudera Hindia," ucap Haris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya