Dengan Batu Bata Ini, Yogyakarta Atasi Sampah Plastik

Sistem batu bata ini akan diluncurkan di Yogyakarta pada Jumat 3 Juni 2016.

oleh Yanuar H diperbarui 02 Jun 2016, 09:05 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 09:05 WIB
yogyakarta, plastik, sampah
Sistem batu bata ini akan diluncurkan di Yogyakarta pada Jumat 3 Juni 2016.

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dibantu pasangan Russell Maier dan Ani Himawati serta Jejaring Pengelola Sampah Mandiri mengembangkan ecobricks atau batu bata ramah lingkungan untuk membantu penanganan sampah plastik.

"Selama ini sampah plastik sangat sulit ditangani. Jumlahnya pun cukup banyak mencapai 14 persen dari total sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta sebesar 240 ton per hari," kata Kepala Sub Bidang Daur Ulang Sampah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta, Faizah di Yogyakarta, dikutip Antara, Rabu 1 Juni 2016.

Dia menjelaskan, sampah plastik membutuhkan waktu 10-80 tahun untuk terurai secara alami. Jika dimusnahkan dengan cara dibakar, maka sampah plastik justru akan menghasilkan molekul dioxin yang bersifat racun.

Selain mencemari lingkungan, sampah plastik juga bisa mempengaruhi kesehatan manusia karena plastik yang terpapar sinar matahari langsung bisa mengeluarkan zat racun yang berbahaya bagi makanan atau minuman.

Oleh karena itu, Faizah melanjutkan, guna mengurangi sampah plastik yang cukup banyak diperlukan inovasi baru, salah satunya dengan membuat ecobricks atau batu bata ramah lingkungan. Sampah plastik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dengan fungsi yang lain.

Batu bata ramah lingkungan tersebut dibuat dengan memasukkan dan memadatkan sampah plastik ke dalam botol plastik. Sampah yang dimasukkan harus dalam kondisi bersih dan kering agar tidak terjadi perubahan kimia di dalam botol.

Sebuah botol plastik berukuran 600 mililiter dapat diisi sekitar 250 gram sampah plastik atau setara dengan 2.500 lembar plastik bungkus mi instan.

BLH Kota Yogyakarta mulai melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai ecobricks sejak Maret dan hingga kini sudah ada hampir 6.000 ecobricks yang dihasilkan oleh masyarakat dan akan terus bertambah banyak.

Ecobricks yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya disusun menjadi bangku, meja, atau permainan edukatif untuk anak-anak.

"Tinggal ditempel menggunakan lem silikon menjadi bentuk yang diinginkan," tutur dia.

Selain mengurangi pencemaran lingkungan dari sampah plastik, ecobricks tersebut juga memiliki keuntungan lain, yaitu tahan lama menyesuaikan masa urai sampah plastik di lingkungan yang bisa mencapai 80 tahun.

BLH Kota Yogyakarta akan mencanangkan gerakan pembuatan ecobricks pada Jumat 3 Juni 2016 di Gajahwong Educational Park. "Pembuatannya sangat mudah, seharusnya seluruh masyarakat bisa membuatnya," ucap Fauziah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya