Ironi Wayang Cirebon, Dikagumi Inggris Ditinggalkan Warga Lokal

Masyarakat Inggris kerap merindukan pertunjukan budaya Cirebon yang dianggap menarik itu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 02 Jun 2016, 12:02 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 12:02 WIB
Wayang Cirebon
Masyarakat Inggris kerap merindukan pertunjukan budaya Cirebon yang dianggap menarik itu.

Liputan6.com, Cirebon - Budaya Cirebon rupanya menarik perhatian warga Inggris. Peneliti University London Matthew I Cohen mengatakan belakangan kebudayaan Cirebon ramai diperbincangkan dan jadi primadona di Inggris, khususnya tari topeng dan wayang Cirebon.

Menurut dia, antusiasme masyarakat di Inggris terhadap seni dan budaya Cirebon pun cukup lumayan baik. Bahkan, masyarakat Inggris kerap merindukan pertunjukan budaya yang dianggap menarik tersebut.

"Tidak ada delegasi di antara kedua negara tersebut. Walhasil, perkembangan tentang budaya Indonesia, khusus di Inggris seolah menemui jalan kebuntuan," ungkap Matthew usai bedah buku Seni Tatah dan Sungging Wayang Kulit Cirebon di Pusat Studi Budaya dan Manuskrip (PSBM) Institute Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, Selasa, 31 Mei 2016.

Ia menuturkan Inggris sudah menaruh perhatian kepada budaya-budaya yang ada di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan mega proyek budaya British Library. Dalam proyek tersebut, kata dia, British Library mengumpulkan dan mempelajari tentang naskah-naskah kuno dari Cirebon.

Namun, banyak masyarakat Indonesia, khususnya warga Cirebon, tidak memanfaatkan informasi tersebut. Padahal, mereka sudah mencoba mengekspos di website perpustakaan. "Di situ kita ekspos tentang hukum, budaya, dan sejarah yang ada di Cirebon tempo dulu," kata Matthew yang sempat meneliti budaya Cirebon.

Sementara itu, Filolog Cirebon Raffan S. Hasyim memaparkan wayang merupakan seni dan budaya yang sangat kental dengan wajah Nusantara. Namun, pesatnya perkembangan teknologi, kata dia, seolah merampas hak wayang untuk tetap eksis di Nusantara.

Kondisi itu membuat pertunjukan wayang pun semakin sepi peminat. Para seniman wayang kini hanya mengandalkan hajatan warga yang bersifat insidental. Padahal dulu, Keraton Cirebon berusaha melestarikan wayang lewat tiga tradisi, yakni Mapag Sri (menyambut panen), Barikan (sambut berkah), dan Sedekah Bumi.

"Kalau dalang saat ini masih semangat untuk tetap membudayakan wayang, akan tetapi kondisi itu, yang semakin sepi pertunjukan. Bahkan, banyak keturunan dalang yang alih profesi jadinya," ujar Raffan.

Melihat hal itu, ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lewat aturan khusus untuk melestarikan wayang sebagai budaya, yaitu dengan diterbitkannya peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang kebudayaan.

Ia menegaskan, meski pertunjukan wayang mengalami penurunan penonton yang drastis, wayang Cirebon tetap memiliki konsistensi dalam setiap pertunjukannya. Yakni, falsafah hidup yang tetap ditonjolkan serta keterampilan yang unik ditampilkan oleh para dalang.

"Agar wayang tetap membudaya, seharusnya di lingkungan keluarga dan pendidikan diberikan pula ajaran muatan lokal tentang wayang atau sastra Cirebon," kata Raffan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya