Ridwan Kamil Kecewakan Ratusan Sopir Angkot Bandung

Sekitar 400 sopir angkot di Kota Bandung menuntut keadilan kepada Ridwan Kamil.

oleh Arya Prakasa diperbarui 02 Jun 2016, 16:45 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 16:45 WIB
bus sekolah bandung
Para sopir angkot Bandung mengeluh penghasilan menurun gara-gara bis sekolah gratis.

Liputan6.com, Bandung - Merasa diperlakukan tidak adil, sekitar 400 sopir angkot dari enam trayek di Kota Bandung melakukan aksi mogok dan unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana. Para penumpang terpaksa telantar akibat aksi demo sopir yang menuntut keadilan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Menurut Rosadi (51), salah satu sopir angkutan umum jurusan Cicadas-Cibiru-Panyileukan, akibat digratiskannya bus sekolah, pendapatan para sopir angkutan umum menurun drastis. Dia mengaku pendapatannya dalam tiga bulan terakhir menurun drastis.

"Biasanya cukup buat kebutuhan dapur, sekarang mah boro-boro. Mau makan juga pinjam uang ke rentenir. Jadi gali lubang tutup lubang," kata Rosadi di depan Balai Kota, Kamis (2/6/2016).

Bebannya semakin bertambah dengan setoran yang harus dipenuhinya. Jumlahnya Rp 120 ribu per hari. Meski relatif kecil, jika ia sedang terkena giliran pagi, setoran itu tidak bisa terpenuhi.

Demo sopir angkot sempat macetkan Jalan Wastukencana, Bandung. (LIputan6.com/Aditya Prakasa)

"Kadang-kadang dibagi dua sopir jadi setengah-setengah. Kalau yang giliran pagi sudah nggak kekejar setorannya," keluh Rosadi.

Dia mengatakan, jalur yang dilalui bus sekolah gratis sama dengan jurusan beberapa angkutan umum di Bandung. Akhirnya, anak sekolah lebih memilih menumpang bus sekolah gratis dibandingkan angkutan umum.

Rosadi bersama para sopir angkutan menuntut sekolah untuk anak-anak mereka juga digratiskan apabila bus sekolah tetap beroperasi. Menurut dia, pendapatan sehari tidak cukup untuk membayar sekolah anak-anak mereka.

"Kita meminta keadilan ke Ridwan Kamil, jangan hanya satu pihak yang diuntungkan. Katanya janji mau menyejahterakan sopir angkot, tapi malah muluk-muluk dan mau bunuh sopir, mana janjinya?" ucap dia.

Tuntut Sekolah Gratis

Hal yang sama juga dilontarkan Ujang (31) yang telah berprofesi sebagai sopir angkutan umum jurusan Elang-Gedebage sejak 1997. Dia menuntut agar sekolah digratiskan untuk meringankan beban para supir angkutan umum.

Ia mengaku biasanya bisa memperoleh Rp 150 ribu - 200 ribu sehari. Pendapatan itu menurun hingga hanya Rp 50 ribu yang dinilainya tidak cukup meski untuk makan saja.

Demo sopir angkot di Balai Kota Bandung. (Liputan6.com/Aditya Prakasa)

"Saya punya anak dua, TK sama SD. Sementara pengeluaran lebih dari Rp 50 ribu sehari. Jadi mending gratisin sekolahnya. Ini sudah lama, sudah nggak didengar sama Wali Kota," ucap Ujang.

Mereka berharap aspirasi dan tuntutannya bisa ditanggapi dengan serius oleh Pemerintah Kota Bandung. Bila tuntutan mereka tidak juga ditanggapi Ridwan Kamil, aksi unjuk rasa akan tetap dilakukan.

Saat beraksi, para sopir membentangkan poster-poster bernada kekecewaan kepada Ridwan Kamil. Mereka juga meneriaki angkutan umum yang melintas di Balai Kota agar turun untuk ikut serta berunjuk rasa hingga mengakibatkan Jalan Wastukencana tersendat. Namun, beberapa angkutan umum yang melintas lebih memilih terus jalan untuk mengangkut penumpang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya