Liputan6.com, Bandung - Komandan Lanud Sulaiman Kolonel PNB Mohammad Syafii membenarkan taruna TNI AU, Serda Septian Wahyu Sarjono meninggal dalam masa orientasi. Namun, penyebab kematian siswa Sesjursarlislek A-42 Skadik 203 Lanud Sulaiman belum diketahui pasti.
"Benar kemarin (Jumat, 3 Juni 2016) sekitar pukul 19.30 WIB, siswa saya Serda Setya Septian Wahyu Sarjono telah meninggal dunia," kata Syafii saat jumpa pers di Lanud Sulaiman, Jalan Kopo, kabupaten Bandung, Sabtu (4/6/2016).
Menurut Syafii, pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. Namun, ia mengungkapkan almarhum Wahyu mengeluh sakit saat mengikuti apel malam pada Rabu, 1 Juni 2016, sekitar pukul 22.00 WIB. Ada dugaan jika yang bersangkutan dianiaya senior dalam masa pendidikan itu.
"Yang bersangkutan mengeluh sakit dan berlanjut tidak sadar. Pengasuh melaporkan ke medis lalu kemudian dibawa ke RS Salamun dan sempat dirawat satu hari," ujar dia.
Dia mengungkapkan, menurut dokter yang memeriksa, kelelahan diduga menjadi penyebab kematian almarhum Wahyu. "Penyampaian dari dokter, ada gagal fungsi otak, ginjal, dan paru-paru. Semua kegagalan ini karena disebabkan menurun kondisi tubuh dan menyebabkan tidak berfungsi organ tubuh," ucap Syafii.
Baca Juga
Pengasuh pendidikan tersebut, kata Syafii, berasal dari Lanud Adi Sucipto. Karena itu, pihak Lanud Sulaiman tidak berhak mengeluarkan perintah kepada yang bersangkutan. Namun, polisi militer tetap menjalankan proses pengambilan data dari pengasuh dan seluruh siswa. Mereka dinyatakan sebagai saksi.
"Kalau ada kesalahan prosedur, itu baru dikatakan terduga. Karena pengasuhnya dari Lanud Adi Sucipto, dan yang berhak mengeluarkan perintah Komandan Lanud Adi Sucipto. Kalau terbukti baru diproses secara hukum," tutur dia.
Syafii menambahkan, jenazah taruna TNI AU itu sudah diterbangkan ke Solo pada pukul 07.00 WIB pagi tadi. Almarhum beralamat di Desa Kragan RT 20 RW 11, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.