Liputan6.com, Solo - Pengemudi kendaraan roda empat yang akan memanfaatkan Tol Solo-Ngawi yang proses pembangunannya belum selesai seratus persen pada arus mudik Lebaran mendatang diminta lebih waspada. Ruas itu rawan karena karena banyak jalan lokal yang terhubung langsung dengan tol tersebut.
"Saat ruas jalan tol dioperasikan selama arus mudik dan balik Lebaran, sejumlah persimpangan itu rawan menimbulkan kecelakaan," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) I, Bedru Cahyono, di Solo, dilansir Antara, Rabu (15/6/2016).
Dia mengatakan titik-titik yang perlu diwaspadai pengemudi di antaranya di daerah Klodran, Karangturi, Pandeyan, hingga wilayah Sragen, bahkan persimpangan di Masaran ukurannya lumayan lebar.
Baca Juga
Ia mengatakan terbukanya persimpangan jalan tol dengan jalan lokal tersebut, diakibatkan belum selesainya seluruh proses pembangunan.
"Di underpass Klodran II misalnya, jalan lokal di sana bahkan masih masuk (terhubung) dengan badan jalan tol," katanya.
Tol Solo-Ngawi bakal dioperasikan mulai 29 Juni (H-7 Lebaran) hingga 13 Juli (H+7 Lebaran), sebagai salah satu alternatif jalur mudik dan balik. Saat arus mudik, jalur kendaraan dibuat searah mulai pintu masuk Klodran (Karanganyar) serta berakhir Pungkruk, Sidoharjo (Sragen) dan Kemiri (Karanganyar). Adapun saat arus balik, jalur yang dioperasikan adalah kebalikannya.
Bedru mengatakan hanya kendaraan roda empat bertonase kecil, seperti mobil pribadi atau minibus, yang diizinkan melintas. Waktu operasional jalan tol dibatasi, yakni pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB, lantaran ketiadaan fasilitas penerangan jalan.
"Saat ini kami tengah mempercepat pembangunan di beberapa titik. Terutama di tiga pintu keluar-masuk tol, yaitu Klodran, Kemiri dan Pungkruk. Saat ini di ketiga pintu masuk tersebut baru berupa jalan tanah padat," kata Bedru.