Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir tiga bulan kasus penculikan dan pembunuhan Angelika Boru Pardede ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Riau. Namun penyebab kematian Angelika belum diketahui sampai sekarang.
Menurut Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda Riau Kompol Supriyanto, sulitnya menentukan penyebab kematian Angelika karena kondisi tubuhnya yang tinggal tulang saat ditemukan pada 23 Maret 2016.
"Saat ditemukan, tinggal tulang saja. Tidak ada organ lunak ataupun organ dalam. Inilah yang membuat sulit menentukan penyebab kematian Angelika," kata Supriyanto di Pekanbaru, Riau, Jumat (17/6/2016).
Selain itu, petugas juga mengaku tidak menemukan adanya benda tajam ataupun tumpul di sekitar lokasi penemuan, tepatnya di semak-semak Kecamatan Siakhulu, Kabupaten Kampar Riau.
"Kalau ditemukan benda tajam, bisa diduga penyebab kematiannya dibunuh dengan senjata. Apalagi kalau ditemukan pula bercak darah. Ini tidak ada ditemukan satupun," tutur Supriyanto.
Dugaan kematian Angelika akibat benda tumpul juga tak bisa ditentukan Polda Riau. Kerangkanya tidak ada yang rusak ataupun patah karena adanya hantaman benda tumpul.
"Di sinilah kesulitannya. Makanya hingga sekarang penyebab kematian Angelika belum bisa dipastikan," ujar Supriyanto.
Dikubur
Dia menyebutkan, kerangka Angelika sudah diserahkan kepada keluarga di kecamatan tersebut untuk dikuburkan. Hal itu dilakukan setelah Polda Riau menerima hasil tes DNA dari Pusdokkes Mabes Polri.
"Sudah lama diserahkan kepada keluarga untuk dikuburkan," ucap Supriyanto.
Baca Juga
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto mengaku bersyukur lantaran hasil tes DNA Angelika telah keluar. Keluarnya hasil itu disebutnya sebagai salah satu jalan bagi penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau untuk mengusut kasus ini dan menangkap pelakunya.
Kak Seto juga mendesak agar Polda Riau segera mengungkap siapa penculik dan pembunuh Angelika. Menurut dia, hal ini sangat penting untuk keselamatan anak-anak lainnya.
"Supaya ditemukan dan ditangkap pelakunya. Supaya tidak lagi melakukan kejahatan lagi terhadap anak lainnya," kata Kak Seto.
Angelika dinyatakan hilang sejak 9 Maret 2016. Kasus ini awalnya ditangani Polsek Siakhulu di Kabupaten Kampar. Selanjutnya pada 23 Maret 2016 ditemukan kerangka manusia di pinggir jalan yang dipenuhi semak-semak.
Kasus ini kemudian diambil alih Ditreskrimum Polda Riau dari Polsek tersebut karena menjadi atensi dari Komnas PA agar segera diselesaikan. Namun hingga kini, penculik dan pembunuh Angelika masih berkeliaran.
Advertisement