Resep Warung Kopi Aming Pontianak Jual 500 Gelas Sehari

Pelanggan Aming Coffee di Pontianak bahkan sudah datang sejam sebelum dibuka.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 18 Jun 2016, 16:02 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2016, 16:02 WIB
Warung Kopi Aming Pontianak
Pelanggan Aming Coffee di Pontianak bahkan sudah datang sejam sebelum dibuka. (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Pontianak – Tidak lengkap bertandang ke Pontianak jika melewatkan kesempatan menyeruput kopi di Aming Coffee. Warung kopi yang berlokasi di Jalan Haji Abas I Nomor 157, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan, Pontianak, Kalimantan Barat, ini seakan sudah menjadi ikon kota.

Warung kopi itu selalu ramai dikunjungi pelanggan. Mereka bahkan ada yang datang sebelum warung kopi dibuka sekitar pukul 05.30 WIB. Padahal, para karyawan baru saja menjerang air dan membersihkan warung.

Kepada Liputan6.com, sang pemilik warung, Limin Wong (36), menuturkan rahasia suksesnya. Menurut dia, hal itu tidak terlepas dari kemampuannya menjadikan warung kopi sebagai rumah bagi dia, karyawan, dan pelanggan.

Tapi, daya tarik utama tentulah kopi robusta racikannya."Kopi robusta racikan sendiri. Kopinya segar terus. Kita buat kopi disesuaikan keadaan. Kopi yang dihidangkan selalu panas dan segar," ucap Limin Wong, Kamis 16 Juni 2016.

Limin mengungkapkan, resminya Aming Coffee buka mulai pukul 06.30 WIB hingga 23.00 WIB. Namun, pelanggan tak jarang duduk di warung kopinya hingga Pukul 00.00 WIB. Menurut dia, itu karena aroma kopi racikannya yang bikin kangen.

"Aroma kopi. Aroma, rasanya khas dan ngangenin," ucap Limin.

Aming Coffee menyediakan sekitar 100 buah kursi dan 40 meja untuk pengunjung yang datang silih berganti. Selain itu, ada juga menu khas Pontianak pendamping kopi seperti kue lemper, cengkarok, gamat, dan cucur.

"Kue itu titipan orang. Kalau kopi, 500 gelas habis terjual (dalam sehari)," ujar Limin.

Soal harga, tentunya sesuai kocek. Kopi hitam, misalnya, dihargai Rp 5.000, sedangkan kopi susu hanya Rp 7-8 ribu. "Kopi susu es laku, kopi hitam es juga laku. Ada juga teh tarik," ujar Limin Wong.

Untuk memanjakan pelanggan, Limin Wong menyediakan WiFi gratis. Karena itu, tidak jarang pelanggan berlama-lama di warung kopi sambil menuntaskan pekerjaan.

"Jaringan internet di sini upgrade. Ini demi kepuasan konsumen-lah," kata Limin.

Dengan fasilitas yang ada, pelanggan yang datang ke warung kopinya berasal dari beragam latar belakang. Mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat berbaur di warung kopi itu. 

"Pelajar, mahasiswa, karyawan, buruh, PNS, polisi, TNI," kata Limin Wong.

Omzet Ratusan Juta

Warung Kopi Aming Pontianak
Kopi hitam robusta racikan Aming Coffee. (Liputan6.com/Raden AMP)

Limin menuturkan, biji kopi warungnya didatangkan dari Punggur, Kabupaten Kubu Raya, dan Sumatera. Biji kopi itu dikirim via jasa pengiriman barang pada musim panen saja. "Sekali kirim 10 ton dari Sumatera. Dari Punggur, 100 kilogram pas panen," kata Limin Wong.

Limin mengaku tak langsung sukses membuka warung kopi sejak 2002. Awalnya, ia mengerjakan semua pekerjaan hanya dibantu keluarga dengan modal pribadi. Pamannya bahkan meminjamkan rumahnya sebagai warung kopi. Tak lama, ia berhasil mempekerjakan seorang karyawan.

"Waktu itu kan budaya ngopi belum ramai. Kita buka sore-sore aja," tutur Limin Wong.

Tiga tahun kemudian, tepatnya 2005, kebiasaan ngopi membudaya. Limin mulai bergantian mengurus warung kopi dengan adiknya. Jumlah karyawan Aming Coffee juga semakin bertambah.

"Sekarang ada 25 karyawan. Ada dua shift, pagi dan malam. (Shift pagi) dari jam 05.30 sampai jam 03.00. (Kalau malam) dari jam 03.00 sampai jam 23.00," ujar dia.

Pemilik Aming Coffee, Limin Wong. (Liputan6.com/Raden AMP)Warung kopi Limin juga membuka diri bagi barista luar yang hendak belajar. Ia bahkan turun langsung melatih karyawan dan para barista luar itu.

"Orang dari luar kota bilang, 'Kalau ke Pontianak tak ngopi di Aming, tidak sah.' Karena dia merasakan sensasi ngopi di sini ngangenin," kata Limin.

Kini, omzet usaha warung kopi milik Limin Wong mencapai ratusan juta rupiah. "Omzetnya dalam sebulan ratusan juta. Sekarang modal sendiri. Enggak ada minjam ke bank. Bantuan keluarga aja pas beli biji kopi karena butuh dana cair cepat," kata dia.

Untuk mencapai kesuksesan memang tidak mudah. Namun, berkat ketekunan dan keuletan Limin Wong, usaha warung kopinya semakin maju. "Triknya adalah fokus, tekun, ulet dalam bekerja. Menjaga terus kualitasnya. Ikuti terus perkembangan zaman. Ada inovasi," kata Limin Wong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya