Rumpon-rumpon Liar Curi Ikan di Perbatasan Filipina

Sebanyak 16 rumpon liar berhasil dibongkar dalam Operasi Benteng Tuna.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 19 Jun 2016, 05:03 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2016, 05:03 WIB
Rumpon-rumpon Liar Curi Ikan di Perbatasan Filipina
Sebanyak 16 rumpon liar berhasil dibongkar dalam Operasi Benteng Tuna. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Bitung - Dalam Operasi Benteng Tuna, TNI Angkatan Laut (AL) menertibkan rumpon-rumpon liar. Sebanyak 16 unit rumpon yang berlokasi di laut Sulawesi yang berbatasan dengan Filpina berhasil diangkut Kapal Republik Indonesia (KRI) Soputan-923.

"Penertiban berlangsung tiga hari, dimulai dari Rabu lalu," ujar Mayor Laut (P) Totok Susilo selaku Kapten KRI Soputan-923, saat dikonfirmasi Jumat, 17 Juni 2016, di Dermaga Samuel Languyu, Aertembaga, Bitung.

Totok mengatakan, belasan rumpon tersebut didapati di Laut Sulawesi atau tepatnya di perairan sebelah barat Kepulauan Sangihe. Lokasi itu berada di dekat perbatasan dengan perairan Filipina.

"Kira-kira 8 nautical mile dari ZEE atau Zona Ekonomi Eksklusif," ujar Totok.

Saat disatroni KRI Soputan-923, rumpon-rumpon itu tidak dijaga. Namun, di setiap unit terdapat sekitar lima ton ikan tuna yang siap dijaring.

"Informasi sebelumnya cuma 10 unit rumpon. Tapi kenyataan di lapangan ada 16 unit," kata dia.

Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur (Danguspurlatim) TNI AL, Laksma N Ariawan mengatakan upaya penertiban itu tidak hanya untuk memberantas pencurian ikan, tetapi juga membersihkan alur pelayaran kapal-kapal. Keberadaan rumpon-rumpon itu cukup mengganggu setiap pelayaran yang melintas di dekatnya.


"Jadi sekali jalan, ada dua target yang ingin kita capai. Dan hasilnya pun sesuai harapan," ujar Ariawan.

Airawan menerangkan keberadaan rumpon mengubah pola migrasi ikan dari utara ke selatan sehingga merugikan nelayan lokal. Dengan diberantasnya rumpon ilegal, hal itu efektif memberantas pencurian ikan oleh nelayan asing.

"Ikan yang hendak bermigrasi terhenti di situ, sehingga yang diuntungkan mereka yang memasangnya. Begitu terisi nelayan asing tinggal datang memacing atau menjaringnya, sementara nelayan kita gigit jari," tutur dia.

Ariawan menambahkan, dalam penertiban yang dilakukan, KRI Soputan-923 tak hanya mengandalkan krunya. Ada tim yang membantu, yakni enam personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan tujuh penyelam TNI AL dari Komando Armada Timur Surabaya.

"Pengangkatan rumpon butuh keahlian khusus, sehingga tim yang punya keahlian turut membantu," ujar dia.

Saat ini belasan rumpon yang dibongkar masih berada di atas KRI Soputan-923, yang tengah bersandar di Dermaga Samuel Languju. Rencananya rumpon-rumpon itu akan diserahkan ke Lantamal VIII Manado untuk tindakan lebih lanjut. Kecuali rumpon jenis apung dimaksud, dalam penertiban turut diamankan satu buah perahu katinting dan satu unit atraktor.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya