Bekantan di Surabaya Bakal Pulang ke Kalimantan

Bekantan si monyet berhidung panjang (Nasalis larvatus) makin terancam populasinya.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jun 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2016, 12:10 WIB
Bekantan
(Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Populasi bekantan, si monyet berhidung panjang (Nasalis larvatus), makin terancam. Hewan endemik Kalimantan itu diperkirakan cuma tinggal 8.000 ekor saja.

Untuk itu, bekantan-bekantan dari Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, bakal dipulangkan ke habitat aslinya di Kalimantan Selatan (Kalsel). Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mendukung rencana itu.

"Kan seperti kita manusia lebih senang hidup di alam sendiri secara bebas, begitu pula bekantan. Mungkin akan lebih baik kalau hidup di habitatnya sendiri," ujar gubernur yang karib disapa Paman Birin itu, seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/6/2016).

Pengembalian atau pemulangan bekantan ke habitatnya, menurut dia, adalah salah satu upaya menjaga kelestarian satwa langka tersebut dari kepunahan.

"Kalau satwa langka yang menjadi maskot fauna Kalsel itu punah, maka yang tinggal hanya patung bekantan yang besar di Taman Siring Sungai Martapura, Jalan Pierre Tendean, Banjarmasin," tutur dia.

Sementara itu, Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Kalsel berupaya memulangkan atau mengembalikan satwa yang tergolong pemalu tersebut ke habitatnya di Kalsel.

SBI Kalsel beberapa waktu lalu mendekati pengelola Kebun Binatang Surabaya, Jatim yang mengandangkan beberapa ekor primata satwa langka itu. Selain itu, bekerja sama dengan komunitas pencinta lingkungan dan atas dukungan pemerintah daerah setempat menyediakan kawasan konservasi bekantan di Pulau Bakut Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.

Data dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem (KSDE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam 30 tahun terakhir populasi bekantan menyusut hingga 50 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya