Rumah Sakit di Yogya Bantah Jadi Pemasok Botol Vaksin Palsu

Menkes menyebut RS Bhetesda salah satu dari tiga RS yang menjadi pemasok botol bekas untuk digunakan sebagai tempat vaksin palsu

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Jul 2016, 18:31 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 18:31 WIB
20160715-Gunakan Vaksin Palsu, RS Harapan Bunda Janji Tak Lari dari Tanggung Jawab-Jakarta
Tim dokter menyampaikan keterangan kepada orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di halaman parkir RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Pihak RS menyatakan peredaran vaksin palsu dimulai dari Maret-Juni 2016 (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Yogyakarta - Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta disebut sebagai salah satu dari tiga RS di Jawa yang menjadi pemasok botol bekas untuk digunakan sebagai tempat vaksin palsu. Dua rumah sakit lainnya, yaitu RS Hermina Bekasi dan RS Harapan Bunda Jakarta Timur.

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Nila D Moeloek disebutkan bahwa botol-botol vaksin bekas dari RS Bethesda diserahkan ke seseorang bernama Sugiyati, sebagai pengumpul botol bekas. Dari Sugiyati, botol- botol itu didistribusikan ke pembuat vaksin palsu.

Menanggapi hal itu, pihak RS Bethesda membantah sebagai penyalur botol-botol bekas vaksin palsu.

"Perlu kami luruskan, RS Bethesda bukan pemasok botol bekas untuk vaksin palsu," ujar Kabag Humas dan Marketing RS Bethesda Nur Sukawati di Yogyakarta, Jumat (15/7/2016).

Dia juga menegaskan, jajarannya tidak pernah mengenal sosok Sugiyati seperti yang disebut oleh Menkes Nila.

Nur mengatakan, RS Bethesda memiliki prosedur operasional standar terkait dengan pengelolaan limbah rumah sakit, baik medis maupun nonmedis. Botol medis, tutur dia, dikumpulkan dan dikelola oleh bagian instalasi kesehatan lingkungan (IKL) untuk dibersihkan.

Ada Oknum Lain?

Setelah itu, diberikan kepada pihak ketiga, yakni sebuah perusahaan yang sudah bekerjasama dengan RS Bethesda sejak rumah sakit berdiri, untuk dimusnahkan.

"Dalam nota kesepahaman juga sudah jelas tidak boleh menyalahgunakan, tetapi tidak tahu juga jika ada oknum yang menyalahgunakan," tutur Nur.

Meski demikian, ia menyerahkan persoalan ini kepada pihak yang berwenang untuk menelusurinya. Apabila terbukti, menurut Nur, tidak menutup kemungkinan pihak ketiga yang selama ini bekerjasama akan dievaluasi, bahkan diganti.

Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek dalam rapat dengar pendapat dengan komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 14 Juli 2016 mengatakan, pengungkapan kasus ini dimulai dari ditemukannya 3 botol bekas vaksin dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi, Rumah Sakit Bhetesda di Yogya, dan Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur.

Dua rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Hermina dan RS Bethesda didistribusikan melalui Sugiyanti sebagai pengumpul botol bekas.

"Mulai diketemukan adanya pengumpulan dari botol bekas di 3 rumah sakit. Dikumpulkan saudara S, I dan E. Pengumpul botol bekas ini diberikan ke 4 produsen, kemudian ada yang membuat percetakan," kata Nila.

Sedangkan Rumah Sakit di Jakarta Timur diawali oleh Irna dan Enday sebagai pengumpul botol bekas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya