Liputan6.com, Yogyakarta - Sebuah kalender Vespa 1959 yang dicetak langsung di Italia dijual Rp 1,5 juta di Pasar Kangen Yogya. Setiap lembar kalender berwarna itu memajang foto Vespa aneka jenis bersama dengan model perempuan.
"Ini masuk barang antik, kalau kolektor pasti mencari seperti ini," ujar Avelino Yut, penjual barang antik di Pasar Kangen Yogya, Selasa, 19 Juli 2016.
Laki-laki yang menggelar dagangannya di depan pintu masuk lobi gedung TBY ini mengaku kalender tersebut sudah dipasarkan secara daring. Namun, kalender belum terjual karena rata-rata orang menawar Rp 500.000.
Advertisement
Sejak 2008, Lino tidak pernah absen mengikuti Pasar Kangen Yogya. Omzet yang diperoleh rata-rata Rp 500.000-Rp 700.000 per hari. Ia menjual beragam barang lama, mulai dari koin, gambar wayang, kamera polaroid, proyektor manual, hingga mainan robot bekas.
Dia menjelaskan di antara barang-barang yang dijualnya, kalender Vespa adalah benda yang dibanderol harga paling tinggi. Harga koin berkisar Rp 2.000-Rp 25.000, mainan robot bekas Rp 35.000-Rp 150.000, gambar wayang tahun 1970-1980 berkisar Rp 10.000-Rp 20.000, proyektor manual Rp 500.000, dan kamera polaroid Rp 250.000.
Baca Juga
"Untuk proyektor dan kamera sudah tidak berfungsi, hanya untuk display atau pajangan saja," ucap Lino.
Serupa dengan kalender Vespa, kata Lino, apabila tidak ada kegiatan semacam Pasar Kangen, ia memasarkan barang-barang tersebut secara online.
Hanya Makanan Lokal
Ketua Panitia Pasar Kangen Yogya ke-9, Ong Hari Wahyu, mengaku menolak pedagang makanan waralaba yang hendak mendaftarkan diri menjadi peserta acara yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 19-27 Juli 2016.
"Ini khusus untuk kuliner lokal, kalau franchise sudah ada tempatnya," ujar Ong saat ditemui di pembukaan Pasar Kangen Yogyakarta ke-9.
Dia juga menambahkan hari penyelenggaraan karena pada 26 dan 27 Juli mendatang Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY menggelar acara seni dan budaya di TBY sehingga bisa dimanfaatkan penyewa stan untuk memasarkan dagangannya lebih lama.
"Seharusnya sampai tanggal 24, lalu kami tambah tiga hari sekalian dan penyewa stan tidak perlu menambah biaya sewa," kata Ong seraya menyebutkan biaya sewa stan berkisar Rp 300.000-Rp 400.000.
Menurut dia, kegiatan ini memiliki semangat mengembangkan nilai-nilai lokal, baik kerajinan maupun kuliner. Terdapat 260 stan di Pasar Kangen dan 90-an di antaranya adalah stan kuliner.
Makanan yang dijual bervariasi, mulai dari aneka jajan pasar, jamu, jenang, gudeg, minuman tradisional, sate koyor, dan lain-lain. Selain menjual barang antik dan aneka kerajinan, ada pula stan ramal nasib dan pijat di Pasar Kangen Yogya.
Ia juga menjelaskan harga makanan yang dijual relatif standar, mulai dari Rp 2.000 sampai Rp 15.000.
Acara bertema Pasar Ojo Ilang Kumandange ini, kata Ong, mempunyai spirit mengangkat pasar sebagai tempat pertemuan dan interaksi masyarakat yang mengutamakan kearifan lokal.
"Nilai lokal tidak melulu harus kuno atau jadul. Boleh saja menjual makanan modern tetapi dari bahan lokal," ucap Ong.
Advertisement