JK Bakal Temui Remaja-Remaja PMR Dunia di Kota Ini

Wapres JK juga bakal menanam pohon bersama Menteri Siti.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 21 Jul 2016, 14:05 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2016, 14:05 WIB
Wapres JK Hadiri Perayaan HUT Kaisar Jepang
Wapres Jusuf Kalla memberi kaat sambutan saat menghadiri perayaan HUT Kaisar Jepang, Senin (14/12/2015) (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Makassar- Evaluasi lima tahunan pengembangan dan pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) tingkat nasional di Kota Tonasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan bakal dihadiri langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK.

JK yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) tak datang sendirian. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar bakal menemani JK menghadiri acara yang digelar pada Senin, 25 Juli 2016 itu.

Dalam pembukaan Jumpa, Bakti dan Gembira (Jumbara) PMR tersebut akan, JK dan Menteri Siti akan menanam pohon bersama di Kabupaten Pangkep yang memiliki struktur wilayah daratan, pegunungan, dan kepulauan.

Kepala Biro Humas PMI Aulia Arriani mengatakan, tema Jumbara kali ini adalah 'Pandai, Manusiawi, dan Responsif. Tiga hal itu merupakan sifat-sifat manusiawi PMR yang diharapkan kian tercermin dan terasah. Dengan begitu keahlian dan kepandaian dalam menangani masalah kemanusiaan semakin meningkat.

"Peserta Jumbara akan diikuti 2.543 peserta yang terdiri dari 862 PMR di seluruh Indonesia," kata Aulia Arriani melalui pesan tertulisnya kepada Liputan6.com di Makassar, Sulsel, Rabu 20 Juli 2016.

"Lalu 24 anggota PMR dari 10 perhimpunan seperti Vietnam, Thailand, Kamboja, Pulau Solomon, Timor Leste, Brunei Darussalam, India, Jepang, Myanmar dan Filipina. Selebihnya peninjau utama dan tambahan jumlahnya sebanyak 1.657 orang," sambung dia.

Aulia menjelaskan, kegiatan Jumbara akan berlangsung selama sepekan, yakni 25-31 Juli 2016 dengan 18 bentuk kegiatan. Seperti, youth station, jurnalistik remaja dan lokakarya.

Abdul Gafur, pembina PMR Kota Makassar mengaku, syarat untuk menjadi PMR sangat sederhana yakni WNI atau WNA yang berdomisili di Indonesia.

"Lalu, ia berusia 7-20 tahun dan belum menikah, berpendidikan setingkat SD, SLTP, dan SLTA. Kemudian bersedia mengikuti pelatihan dan pendidikan dasar kepalangmerahan," papar Abdul Gafur.

"Sementara kegiatan umum PMR seperti pengumpulan bantuan di sekolah untuk korban bencana, bakti sosial dengan kunjungan ke rumah sakit atau panti jompo, panti asuhan untuk perawatan keluarga, gerakan kebersihan lingkungan," ucap dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya