Terkendala Guru Agama, Penganut Aliran Kepercayaan Tinggal Kelas

Siswa SMKN 7 Semarang tidak naik kelas karena kolom nilai agama kosong.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 28 Jul 2016, 19:27 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2016, 19:27 WIB
Siswa SMK Semarang
Siswa SMKN Semarang tak naik kelas karena kendala agama (Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Zulfa Nur Rahman, siswa Kelas XI SMK Negeri 7 Semarang dinyatakan tidak naik kelas karena kolom nilai agama di rapor kosong. Kosongnya nilai agama itu disebabkan karena Zulfa Nur Rahman adalah penghayat aliran kepercayaan, sementara sekolah tak menyediakan guru aliran kepercayaan.

Menurut Taswidi, orangtua Zulfa, sekolah tak bersedia memberi nilai pada kolom agama setelah pihaknya menolak tawaran untuk mengikuti pelajaran agama Islam. Tawaran dari sekolah tersebut dilakukan karena sekolah tidak memiliki guru aliran kepercayaan.

"Zulfa Nur Rahman menolak masuk Islam sehingga nilai agamanya kosong," kata Taswidi kepada Liputan6.com, Rabu 27 Juli 2016. 

Sementara itu, Margono, salah satu tokoh aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di Semarang menyebutkan Zulfa memang sempat berdiskusi dengan orangtuanya. Mereka lalu memutuskan tidak naik kelas dibandingkan harus masuk agama Islam hanya sebagai formalitas.

"Saya bangga dengan anak ini karena memiliki karakter dan teguh terhadap prinsip karena agama atau kepercayaan bukanlah formalitas untuk mengisi nilai," kata Margono.

Dalam rapor, nilai akademik Zulfa Nur Rahman sebenarnya cukup baik. Hanya ada satu nilai C, selebihnya B dan bahkan A. Sumber Liputan6.com menyebutkan pihak sekolah kesulitan memberikan nilai. Sekolah bisa memberikan nilai agama dengan syarat ia masuk Islam dan disyahadatkan dengan cara disaksikan oleh orang banyak.

Siswa SMKN Semarang tak naik kelas karena kendala agama (Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)


Zulfa Nur Rahman juga pernah diminta membuat surat pernyataan yang isinya kalau ingin naik kelas, ia harus mau berpindah ke agama. Sementara, dalam KTP Taswidi, kolom agama ditulis (-) karena Taswidi adalah penghayat kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam musyawarah pihak sekolah dan keluarga Zulfa, didapatkan tiga pilihan. Pertama, Zulfa bisa naik kelas tapi harus pindah sekolah. Kedua, Zulfa bisa naik kelas dan bersekolah di SMKN 7 Semarang dengan syarat mengikuti dan masuk agama Islam.

Ia akan disyahadatkan dan disaksikan oleh orang banyak. Dan opsi ketiga, Zulfa naik kelas tetapi masuk Islam dan mengikuti pelajaran baik teori dan praktiknya.

Sekolah Membantah

Sementara itu, SMKN 7 Semarang membantah ada guru yang memaksa siswa mereka yang bernama Zulfa Nur Rahman untuk masuk ke salah satu agama tertentu dengan ancaman tidak naik kelas.

Menurut Kepala Humas SMKN 7 Semarang, Netty Pietersina Engel, tidak naik kelasnya Zulfa karena kolom nilai agama kosong. Saat ini, Zulfa masih berstatus sebagai siswa SMKN 7 Semarang.

"Sesuai undang-undang siswa memang harus lengkap nilainya untuk bisa naik kelas, nah yang bersangkutan ini tidak pernah ikut mapel agama sehingga nilainya kosong," kata Netty.

Netty tidak membantah bahwa sekolah sudah mengajak berunding keluarga Zulfa untuk mencari solusi. Termasuk, soal solusi agar Zulfa masuk Islam.

"Sesuai dengan dokumen yang ditunjukkan ke sekolah saat masuk dulu. Yakni, KTP dan KK yang menunjukan bahwa agama yang dianut adalah Islam," kata Netty.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya