Bocah Obesitas Palembang Akan Dapat Pendampingan Guru Jelang UTS

Widodo juga meminta kepada kedua orang tuanya agar mendorong Rizki belajar setiap hari, meskipun berada di rumah sakit atau di rumah.

oleh Nefri Inge diperbarui 09 Agu 2016, 07:32 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 07:32 WIB
Rizki, bocah obesitas asal Palembang Akan Dapat Pendampingan Guru Jelang UTS (Liputan6.com/Nefri Inge)
Rizki, bocah obesitas asal Palembang akan dapat pendampingan guru jelang UTS (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Sudah hampir satu bulan, Rizki Rahmat Ramadhan (10), bocah obesitas menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang. Dalam jangka waktu itu juga, Rizki yang tercatat sebagai siswa kelas 6 di SDN 43 Palembang harus absen dari kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah.

Rizki saat ini telah duduk di bangku kelas enam SD dan akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS), materi pelajaran pun sudah sangat ketinggalan. Kondisi fisik Rizki yang sempat mengalami koma, menyulitkan dia untuk ikut pelajaran tambahan di luar jam sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumatera Selatan (Sumsel), Widodo, mengatakan, karena sudah kelas 6 dan akan mengikuti ujian kelulusan SD, materi pelajaran yang tertinggal harus segera disusul oleh Rizki.

"Saya mendengar dia sedang menjalani perawatan dan saya kemari untuk memastikan siswa ini dapat haknya untuk belajar. Berobat iya, aktivitas juga boleh tapi harus tetap belajar. Sehari minimal dua jam belajarnya dan harus ada guru pendamping dari sekolah yang datang memberikan materi pembelajaran," ujar Widodo kepada Liputan6.com, saat berkunjung ke Bangsal Anak RSMH Palembang, Senin 8 Agustus 2016.

Kendati demikian, Widodo tak akan memaksa guru pendamping datang setiap hari, Namun ia berharap Rizki tetap harus belajar. "Terserah mengaturnya, tidak mesti datang pagi, tapi harus tetap diberi dampingan, jangan biarkan Rizki ketinggalan mata pelajarannya. Apalagi mau menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS)," ujar dia.

Ia pun meminta ke Kepala SDN 43 Palembang untuk membagi waktu guru pengajar agar bisa memberikan materi tambahan ke Rizki. Dalam seminggu, Rizki minimal harus mendapatkan materi pembelajaran dan bimbingan sebanyak dua kali.

Widodo juga meminta kepada kedua orangtuanya agar mendorong Rizki belajar setiap hari, meskipun berada di rumah sakit ataupun di rumah dan tidak ada guru pendamping.

"Jangan sampai ada bullying di sekolah karena dia sakit seperti ini. Rizki harus ditemani biar percaya diri dan bersemangat belajar dan sekolah nantinya," kata dia.

Sementara itu, Susilawati, Kepala SDN 43 Palembang yang turut menjenguk Rizki mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menyiapkan guru pengajar untuk rutin datang memberikan materi ke Rizki.

"Akan segera ditindaklanjuti, kita akan menyiapkan guru kelas enam yang siap mengajar Rizki seminggu dua kali. Untuk persiapan UTS pada bulan Oktober, Ujian Semester bulan Desemper dan Ujian Nasional (UN) di bulan Mei," ujar dia.

Keluarga Ikut Diet

Adapun Yulius Anzar, Dokter Spesialis Ahli Gizi dan Nutrisi serta Tim Dokter Penanggung Jawab (DPJB) pasien Rizki di RSMH Palembang mengungkapkan bahwa kondisi pasien obesitas ini sudah berangsur membaik dan makin sehat.

"Yang penting kesehatannya terus dikontrol kalau di rumah sakit. Kalau di rumah, kita belum tahu bagaimana menakar makanannya. Tapi, tidak hanya Rizki yang mengontrol pola makan dan diet, tapi seluruh keluarga juga harus diet agar langsing semua," Yulius mengungkapkan.

Dalam beberapa hari lagi, kemungkinan Rizki sudah bisa keluar dari rumah sakit dan menjalankan perawatan di rumah. Namun masih menggunakan alat bantu Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) saat tertidur.

Setiap seminggu sekali selama 18 minggu, Rizki harus tetap rutin kontrol di RSMH Palembang. Termasuk harus tetap rutin mengonsumsi sayuran dan buah yang dapat mempercepat penurunan berat badannya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya