Merdeka Bersama Para Penderita Gangguan Jiwa

Dari penderita gangguan jiwa yang sering disebut orang gula, kita bisa belajar ikhlas dan merdeka.

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Agu 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2016, 20:10 WIB
Berbagi Kemerdekaan RI Bersama Orang Gila
Dari orang gila, kita bisa belajar ikhlas. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Perayaan HUT Kemerdekaan ke-71 RI masih terasa di Cirebon. Beragam kegiatan digelar, termasuk gelaran yang terbilang tak biasa ini.

Sekelompok orang yang tergabung dalam Jamiyah Waqiah lebih memilih memaknai momentum kemerdekaan dengan berbagi kasih pada orang-orang yang terkena gangguan jiwa.

Mereka mendatangi sebanyak 71 orang penderita gangguan jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon. Mereka datang untuk berbagi kemerdekaan dengan memberikan makanan, minuman dan juga baju.

Kebanyakaanpenderita gangguan jiwa didapati di sekitar pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Ciledug, Pabuaran, Cipeujeuh, Mundu, Gebang, Celancang, Pasalaran, Jamblang, Palimanan dan Arjawinangun.

"Momentum kemerdekaan turut mengisi dengan spirit berbagi. Perhatian kita pada orang nggak waras, karena kami melihat perhatian ke mereka sangat minim," tutur kordinator aksi berbagi kasih, KH Lukman Hakim, Kamis, 18 Agustus 2016.

Dia mengatakan, banyak pelajaran yang diambil dari kegiatan tersebut. Salah satunya belajar arti ikhlas. Menurut Lukman, sangat mustahil orang gila akan membalas kebaikan yang dilakukan orang lain.

Pelajaran lainnya yaitu belajar saling menghargai dan memperlakukan mereka seperti manusia pada umumnya. Sebab, tidak sedikit dari mereka yang masih bisa diajak komunikasi.

"Berbagi dengan mereka kan nyaris tidak mengharap balasan. Di sini kita belajar ikhlas. Mereka juga manusia yang seharusnya mendapatkan perlakukan seperti manusia lainnya," kata Ketua Jamiyah Waqiah itu.

Dia mengatakan, momentum kemerdekaan ini akan dijadikan pemicu untuk menggelar gerakan lebih besar dan luas ke depan. Gerakan ini akan terus dilakukan tiap hari Jumat. Tidak hanya membagikan makanan dan minuman, tapi juga upaya penyembuhan melalui terapi.

"Kebetulan kami punya teman yang bisa men-terapi mereka. Kami juga akan ke arah sana, nanti kita akan lihat seberapa kemungkinan mereka bisa sembuh," kata Lukman.

Dia berharap, gerakan ini bukan saja dilakukan oleh pihaknya, tetapi juga pemerintah serta komunitas lain. Karena, mereka bagian dari saudara sebagai sesama makhluk Tuhan.

"Bukan saja pemerintah, tapi masyarakat secara umum, mari bersama-sama memperhatikan mereka. Mereka sangat membutuhkan peran serta kita," ucap Lukman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya