Liputan6.com, Bandung - Tak lama setelah pengeroyokan yang menewaskan seorang guru SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Kota Bandung, Jawa Barat, oleh tiga orang tak dikenal pada Senin sore tadi, polisi menangkap dua orang di antaranya. Kini, polisi masih memburu seorang pelaku lainnya.
Tatang Wiganda (39) yang merupakan guru olahraga tewas dikeroyok tiga tak dikenal usai mengajar ekstrakurikuler renang. Nyawa korban pun tak terselamatkan meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Santo Yusup, Kota Bandung.
"Dua orang telah diamankan oleh anggota kami," ucap Yusri di Bandung, Senin (22/8/2016).
Advertisement
Baca Juga
Yusri mengatakan, dua pelaku yang diringkus merupakan calo angkutan kota (angkot) yang biasa mangkal di Terminal Cicaheum, Kota Bandung. Menurut dia, dari hasil pemeriksaan sementara, peristiwa itu terjadi karena korban saat itu bersenggolan dengan para pelaku saat di jalanan dekat lokasi kejadian.
"Korban bersenggolan dengan para pelaku, tak terima pelaku kemudian mengejar korban lalu memberhentikan korban, dan lakukan pengeroyokan dan penusukan terhadap korban," Yusri menjelaskan.
Solidaritas Rekan Korban
Sementara itu, ratusan orang yang mengatasnamakan alumni Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mendatangi Terminal Cicaheum, Kota Bandung. Mereka mencari para pengeroyok yang menewaskan guru SMA YAS, alumnus FPOK UPI.
"Ini aksi spontanitas. Kalau adik atau senior kami mendapat musibah, solidaritas kami muncul," ujar Yuli, salah satu alumnus FPOK UPI, saat dihubungi Liputan6.com, Senin malam.
Mereka berkumpul di Terminal Cicaheum sejak pukul 21.30 hingga 22.30 WIB. Setelah mendapat kabar bahwa aparat kepolisian telah menangkap sejumlah pelaku, mereka berangsur membubarkan diri dan kembali menuju Kampus FPOK UPI yang berada tak jauh dari Terminal Cicaheum.
Sebagian dari mereka menuju rumah duka di Gang Haji Tamim, Padasuka, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, untuk melayat dan mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga almarhum guru SMA YAS tersebut.