TKW dari Kediri Bakal Pidato di KTT PBB

Eni adalah ketua International Migrant’s Aliance (IMA), sebuah aliansi yang beranggotakan 120 organisasi buruh migran dari 19 negara.

oleh Zainul Arifin diperbarui 30 Agu 2016, 11:09 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 11:09 WIB
Eni Lestari, TKI yang berpidato di PBB
Eni Lestari. (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Malang - Eni Lestari, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kediri, Jawa Timur bakal berpidato saat pembukaan KTT ke-71 PBB di New York, Amerika Serikat pada 19 September 2016. Ia akan berbicara tentang isu migran dan pengungsi di hadapan para pemimpin dari berbagai belahan dunia.

Eni adalah ketua International Migrant’s Aliance (IMA), sebuah aliansi yang beranggotakan 120 organisasi buruh migran dari 19 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Meski hanya diberi durasi waktu sekitar tiga menit, ada tiga isu besar persoalan buruh migran yang akan ia kemukakan di hadapan lebih dari 1.900 peserta KTT PBB itu.

"Saya akan berbicara tentang kondisi buruh migran dunia, termasuk di Indonesia. Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh dunia internasional," kata Eni saat ditemui dalam sebuah kegiatan buruh migran di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Senin petang 29 Agustus 2016.

Dia bercerita, hal pertama yang dibahas dalam pidatonya nanti ditujukan pada negara pengirim, tempat transit, dan penempatan para buruh migran. Dia meminta ketiganya untuk lebih memperhatikan kesejahteraan buruh migran, melihat mereka sebagai manusia, bukan semata demi keuntungan.

Ke dua, dia bakal menyampaikan pesan pada negara penerima buruh migran agar mengakui dan menerima hak sosial politik yang setara dengan warga negara penerima. Sehingga, buruh migran tak dilihat kontribusi ekonominya saja.

Ke tiga, kepada negara pengirim buruh migran agar tak menjadikan warganya yang bekerja di luar negeri sebagai strategi pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi.

"Selama ini mengirim buruh migran sama dengan menjual warga negaranya karena menghasilkan uang, devisa negara untuk menutup defisit anggaran," papar Eni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya