Liputan6.com, Garut - Petani jeruk khas Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluhkan serangan hama yang menyebabkan kerusakan pada buah. Bahkan, jeruk sampai terlepas dari pohon menjelang proses pematangan buah, sehingga petani merugi.
"Serangan hama itu membuat petani rugi, karena banyak buah jeruk terlepas dari pohon sebelum matang," ucap Ilyas petani jeruk garut di Kampung Bojong Kalapa, Desa Karangsari, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Senin, 19 September 2016, seperti diwartakan Antara.
Ia menuturkan serangan hama buah jeruk garut itu menyebabkan hasil buah setiap pohonnya tidak maksimal.
Para petani jeruk di kampungnya, kata Ilyas, sudah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama, tapi tidak berhasil.
Advertisement
Baca Juga
"Berbagai obat pembasmi hama sudah kami coba, namun serangan hama tetap saja terjadi," tutur dia.
Ia menjelaskan jenis hama yang menyerang tanaman buah jeruk garutnya, yakni lalat buah.
Hama tersebut menyebabkan buah terlepas dari pohon, kemudian buah yang diserang seperti bekas diisap lalu terjadi pembusukan di dalamnya.
"Buah yang terserang hama tandanya seperti diisap dan terjadi pembusukan di dalamnya," kata Ilyas.
Ia menambahkan areal tanaman jeruk miliknya seluas 2.520 meter persegi yang ditanami 60 pohon jeruk garut.
Jika serangan hama tidak terlalu luas, kata dia, setiap satu pohon mampu menghasilkan jeruk garut seberat dua kuintal.
"Kalau terjadi serangan hama, paling satu pohon 80 kiloan jeruk," ujar Ilyas.
Ia berharap persoalan hama jeruk garut itu dapat segera diatasi oleh pemerintah agar buah khas Garut itu terjaga kelestariannya.
Tanaman jeruk garut itu, lanjut dia, tergolong buah yang mahal dengan modal setiap pohonnya sebesar Rp 250 ribu.
"Budi daya jeruk garut lebih sulit bila dibandingkan dengan menanam jeruk lainnya, terbilang mahal juga dengan modal awal Rp 250 ribu per pohon," petani jeruk garut tersebut memungkasi.