Liputan6.com, Bengkulu - Sepakbola olahraga untuk semua kalangan, termasuk para santri. Namun, aturan tak biasa berlaku bagi para santri yang berlaga di Liga Sepakbola Santri Nusantara zona Bengkulu.
Dalam pertandingan yang diikuti 14 pondok pesantren, setiap pemain yang terkena kartu merah wajib mencium tangan wasit sebelum keluar lapangan di Stadion Semarak Sawah Lebar Kota Bengkulu. Aturan tersebut tentunya tidak ada dalam peraturan sepakbola biasa.
Kesepakatan cium tangan wasit disetujui seluruh peserta liga yang melakukan kick off pada Selasa sore, 20 September 2016. Pengamat sepakbola M. Kusnaini menilai aturan tersebut sangat baik dan menonjolkan nilai-nilai sportivitas baik itu antarpemain maupun dengan wasit sebagai pengadil di lapangan.
"Jika seorang pemain terkena kartu merah, sudah pasti dia melakukan pelanggaran keras. Mereka biasanya tidak menerima begitu saja dikeluarkan dari lapangan. Jika aturan cium tangan wasit ini diterapkan, tentu saja kondisinya akan berbeda. Tidak boleh emosi dan tidak ada dendam," ujar Kusnaeni di Bengkulu.
Baca Juga
Ketua panitia pelaksana Liga Santri Nusantara zona Bengkulu Herliardo mengatakan, Provinsi Bengkulu bersama dengan Sumatera Barat masuk dalam region VI Liga Santri Nusantara.
"Bengkulu tidak memenuhi kuota minimal yaitu 32 tim, maka harus digabung dengan provinsi lain yaitu Sumatera Barat, untuk dipilih satu tim yang mewakili region VI ke putaran final secara nasional," tutur dia.
Dalam sistem pertandingan ini, masing-masing juara zona Bengkulu maupun Sumatera Barat akan bertemu di babak final region. Pemenangnya atau bisa saja dibentuk tim gabungan yang diberangkatkan ke putaran final.
Misalnya, Bengkulu memenuhi 60 persen kuota pemain ditambah 40 persen kuota pemain dari Sumatera Barat.
Advertisement