Sekolah Tetap Berjalan Meski Terdampak Banjir Bandang Garut

Menurut BNPB, aktivitas sekolah mulai berjalan meski dua gedung sekolah rusak pascabanjir bandang di Garut.

oleh Anri Syaiful diperbarui 22 Sep 2016, 23:07 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2016, 23:07 WIB
Banjir Bandang Garut
Banjir bandang menghancurkan sejumlah sekolah di Garut, Jawa Barat, Selasa malam, 20 September 2016. (Foto: Humas BNPB)

Liputan6.com, Garut - Banjir bandang telah menghancurkan sejumlah sekolah di Garut, Jawa Barat, Selasa malam, 20 September lalu. Data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menunjukkan, ada 11 sekolah dari tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas yang terdampak banjir bandang.

"Kegiatan sekolah pada hari pertama (Rabu, 21 September 2016) pascabencana libur, sedangkan pada hari kedua (Kamis, 22 September 2016) dilakukan pemanfaatan gedung secara bersama-sama," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (22/9/2016).

Sutopo menjelaskan, sdua sekolah yang rusak parah akibat banjir bandang, yaitu SDN Sukaratu 1 Banyuresmi dan SMP PGRI. Sementara, sekolah-sekolah yang lain masih tetap menggunakan bangunan sekolah masing-masing.

Pendidikan merupakan salah satu prioritas dalam penanganan darurat pascabanjir bandang. Untuk itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei memberikan arahan terkait pendidikan.

"Perlu diadakan tempat darurat untuk sekolah," ujar Willem saat rapat koordinasi yang digelar di Posko Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Garut pada Rabu malam, 21 September 2016.

Sejauh ini, menurut Sutopo, BNPB telah mengirimkan bantuan pakaian sekolah kepada anak-anak yang terdampak banjir bandang.

Banjir bandang menghancurkan sejumlah sekolah di Garut, Jawa Barat, Selasa malam, 20 September 2016. (Foto: Humas BNPB)

Di samping pendidikan, imbuh dia, prioritas utama Posko Tanggap Darurat berfokus pada pencarian dann penyelamatan korban yang masih hilang serta pelayanan kebutuhan dasar bagi 433 jiwa pengungsi.

Data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebutkan perkiraan kerugian mencapai Rp 1,4 miliar. Berikut sekolah-sekolah yang terdampak banjir bandang Garut:

1. SD IT Muhammadiyah Tarogong Kidul
2. SDN Sukaratu 1 Banyuresmi
3. SMP Negeri 2 Banyuresmi
4. SMP Negeri 3 Tarogong Kidul
5. SMP Negeri 5 Tarogong Kidul
6. SMP Negeri 2 Samarang
7. SMP Negeri 3 Cisurupan
8. SMP Qurota Ayun Samarang
9. SMP PGRI Garut
10.SMP Negeri 1 Pasirwangi
11.SMA PGRI Garut

Banjir bandang Garut dipicu hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu pada Selasa, 20 September lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Banjir bandang terlebih dulu melanda Desa Mulya Sari, Kecamatan Bayongbong dan berlanjut ke Kecamatan Tarongong Kidul, Garut Kota hingga Cibatu.

Daerah yang paling parah terlanda banjir bandang adalah Desa Haurpanggung, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul dan Kelurahan Sukamentri dan Kelurahan Paminggit Kecamatan Garut Kota.

Sementara itu, warga yang dilaporkan hilang sebanyak 18 orang, sedangkan yang dinyatakan meninggal dunia 24 orang. Warga korban banjir bandang Garut yang selamat masih sibuk membersihkan rumahnya yang kotor.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya