Penikmat Kopi Belum Afdal Bila Belum Mampir ke 'Klinik' Ini

Hampir setiap hari kopi yang disajikan selalu berbeda.

oleh Yanuar H diperbarui 25 Sep 2016, 13:33 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2016, 13:33 WIB
Klinik Kopi
Klinik Kopi di Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagi pencinta kopi sebaiknya tidak melewatkan tempat minum kopi di salah satu sudut Yogyakarta. Namanya Klinik Kopi. Tempat ngopi ini merupakan rumah dari pemiliknya Firmansyah atau biasa disapa Pepeng.

Tak jauh dari pusat Kota Jogja, Anda dapat datang ke Jalan Kaliurang Kimoter 7,5, Gang Madukoro, Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman. Lokasinya di sebelah utara pembangkit listrik Banteng Sleman.

Menariknya di Klinik Kopi ini Anda tidak akan menjumpai buku menu. Sebab, hampir setiap hari kopi yang disajikan selalu berbeda. Selain itu, menurut Pepeng, menu yang disajikan adalah menyapa langsung penikmat kopi. Ia terbiasa menyapa apa keinginan penikmat kopi tersebut.

    

"Kalau disini ya menunya ya itu ngobrol, kalau pakai buku menu di sini itu wagu (janggal). Kami terbiasa menanyakan langsung, jadi bisa tahu keinginan pembeli, juga kita kasih tahu langsung kopi yang kami sajikan," ucap Pepeng, Sabtu, 24 September 2016.

Pepeng melanjutkan, Klinik Kopi buka mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Khusus hari Minggu Klinik Kopi ini libur.

Klinik Kopi di Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Pepeng pun menceritakan kenapa ia terbiasa menyapa dan memberitahu sejarah kopi yang diminumnya.

Menurut dia, banyak penikmat kopi yang tidak mengetahui dari mana asal kopi itu diambil, jenis kopi hingga informasi lainnya. Informasi itulah yang ingin disampaikan Klinik Kopi agar mengetahui sebenarnya kopi. Terutama, informasi petani kopi tempat ia biasa mengambil kopi yang disajikan di Klinik Kopi.

"Kopi Wamena aja di-setting bisa banyak rasanya. Jadi di kopi itu banyak informasi yang tertutup. Sebenarnya ada banyak informasi yang sebetulnya bagi banyak bisa diceritakan, tapi banyak orang yang enggak ambil pusing soal itu. Menurutku sayang banget. Misal ini kopi dari mana? Petani siapa? Padahal, kunci pokok kopi itu ada di petaninya. Banyak informasinya yang miss (salah) di situ," ujar dia.

Pepeng mengatakan tempat Klinik kopi mengusung tema alam dengan ornamen bambu. Setiap harinya ada sekitar 6 stoples kopi yang bisa dipilih pengunjung. Kopi itu langsung diambil dari petani di seluruh Indonesia. Hingga saat ini sudah ada 40-an kopi. Kopi yang dipilih langsung digiling, setelah itu baru diseduh dengan air panas.

"Kopi harganya sama semua Rp 15 ribu per cup (cangkir). Kalau makanan kayak roti itu harganya Rp 10 ribu," ujar dia.

Klinik Kopi di Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Adapun salah satu pengunjung dari Jakarta, Kirana Nathalia, mengaku baru kali pertama datang ke Klinik Kopi. Ia merasa nyaman dan terasa sangat Jogja. Ia juga baru menemui tempat ngopi yang berbeda dengan lainnya. Baik tempat maupun pelayanannya juga jarang ditemui di tempat lainnya.

"Baru kali ini depan kedai ada lesehan. Terus setiap orang masuk per grup jadi lebih personal sama baristanya. Kalau di kkafe kan tidak ada personal touch-nya, Cara dia bayar kan juga kalau seleranya lebih enggak apa-apa kasih lebih. Caranya unik lebih personel dan lebih bebas tidak banyak aturan," ujar salah satu penikmat kopi tersebut.

Nah, bagaimana dengan Anda, tertarik ke Klinik Kopi?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya