Liputan6.com, Yogyakarta - Perdebatan tentang asal-usul batik sempat muncul di permukaan karena tidak seorang pun bisa memastikan waktu kemunculannya pertama kali. Masuknya pedagang India dan Tiongkok pada abad ke-3 diperkirakan berperan besar dalam perkembangan batik di Nusantara.
"Harus disadari, India ketika itu lebih maju dan ada kemungkinan dia membawa beragam kain ketika itu lewat perdagangan," ujar I Ketut Sunarya, Ketua Program Studi Seni Kriya Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta kepada Liputan6.com, Selasa, 27 September 2016.
Sementara, kata dia, benang merah antara batik Jawa dan Tiongkok adalah motifnya. Di Candi Prambanan terdapat relief yang menunjukkan motif batik kawung dan swastika.
Baca Juga
Swastika adalah salah satu simbol yang disucikan dalam tradisi Hindu dan dipercaya sebagai simbol tertua di dunia. Swastika berasal dari kata Su yang berarti baik dan Asti berarti adalah serta akhiran Ka yang mengubah kata sifat menjadi kata benda, sehingga dapat dimaknai harapan semoga dalam keadaan baik.
Bentuknya melekat pada berbagai peninggalan benda purbakala banyak bangsa, seperti Mesir, Babylonia, Tiongkok, Persia, dan sebagainya. Dia juga diyakini melambangkan perputaran bumi.
Sementara, motif Kawung dalam perkembangan di keraton diterapkan pada kain dan menjadi batik bernama sama. Bentuknya pola bulatan mirip buah Kawung yang ditata rapi secara geometris. Pola ini melambangkan harapan dan mengandung unsur ajaran kehidupan manusia.