Liputan6.com, Makassar - Januar dan istrinya menjual bayi mereka yang baru berusia 12 hari untuk menebus biaya rumah sakit sebesar Rp 39 juta. Januar, sang bapak, mengaku terpaksa menjual bayi Faradiba Auliyah Khumairah yang lahir melalui operasi caesar di RS Pendidikan Unhas Makassar karena kehabisan akal.
"Kami tak punya uang sebesar biaya itu dan malam ini harus dibayar," kata Januar, warga asal Kabupaten Gowa, Sulsel, saat dihubungi via telepon pada Kamis, 29 September 2016.
Dia mengaku sudah berusaha memohon toleransi kepada pihak rumah sakit. Namun tetap tak ada jalan. Dalam keputusasaan, ia nekat membuat surat pernyataan untuk menjual bayinya yang baru saja lahir dalam keadaan prematur dan menawarkannya melalui Facebook.
"Harus diberikan pelayanan media inkubator dan alat bantu pernapasan dengan rincian biaya kurang lebih Rp 2 juta per hari dan biaya yang terhitung sejak bayi saya lahir hingga saat ini, yakni sebesar Rp 39 juta. Ini yang harus kami bayar," ucap Januar.
Dia mengatakan telah berupaya mengurus pendaftaran kepesertaan BPJS untuk calon bayinya ketika masih berusia 5 bulan dalam kandungan istrinya, Andi Indra Ayu. Namun, pihak BPJS menolaknya dan menyarankan untuk mendaftarkannya setelah usia kandungan sang istri mencapai 7 bulan.
Baca Juga
"Tapi saat kandungan memasuki 7 bulan, tiba-tiba bayi saya lahir prematur dengan proses operasi caesar di RS Pendidikan Unhas Makassar sehingga tak sempat mengurus pendaftaran BPJS yang kemarin tertunda," ucap Januar.
Setelah operasi, dia kembali mencoba mengurus pendaftaran BPJS Kesehatan untuk bayinya tersebut. Namun, kepesertaan BPJS bayinya baru aktif 14 hari setelah pendaftaran.
"Kepesertaan BPJS bayi saya nanti bisa aktif pada 3 Oktober, sementara biaya harus diselesaikan malam ini," kata Januar.
Basdir, Anggota DPRD Makassar asal Fraksi Partai Demokrat yang ditemui saat mengunjungi bayi tersebut mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami oleh Januar dan istri. Dia kemudian menghubungi kolega-koleganya untuk menggalang dana demi meringankan beban orangtua itu.
"Saya sudah telepon langsung pihak BPJS untuk bisa menoleransi aturan yang ada bagaimana agar bayi ini bisa dibantu dengan aktifnya kepesertaan BPJS-nya. Selain itu, tadi alhamdulillah saya hubungi beberapa kolega di antaranya Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal untuk membantu menggalang dana dan akhirnya bantuan datang satu per satu," ucap Basdir.
Dia tadinya berupaya menemui pihak manajemen RS Pendidikan Unhas, tapi semua pihak manajemen sudah pulang. "Tapi, saya akan berusaha mencari bantuan bagaimana bayi ini tak dilelang dan beban orangtuanya bisa lepas. Saya sudah hubungi juga legislator Demokrat di DPRD Gowa kebetulan keluarga bayi ini warga Gowa juga," kata Basdir.