Penipu Mirip Dimas Kanjeng di Jeneponto Klaim Kelola Dana Asing

Dengan begitu, Yayasan Anak Bangsa bisa mengelabui warga di beberapa kecamatan di Jeneponto, agar bergabung sebagai anggota.

oleh Eka Hakim diperbarui 08 Okt 2016, 19:02 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2016, 19:02 WIB
20160104- Tahun 2016 Rupiah Sulit Menguat-Jakarta-Angga Yuniar
Ilustrasi uang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Makassar - Yayasan Anak Bangsa (YAB) yang diduga menipu bermodus menggandakan uang mirip Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang terungkap di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengaku mengelola dana dari luar negeri senilai triliunan rupiah.

Dengan begitu, yayasan yang dinakhodai oleh Nurhayati selaku Ketua Umum YAB Wilayah Sulsel itu bisa mengelabui warga di beberapa kecamatan di Jeneponto, agar bergabung sebagai anggotanya.

Hal tersebut diungkapkan Kuseri, ipar Nurhayati yang sempat ditunjuk sebagai Ketua YAB Cabang Kabupaten Jeneponto, Sulsel, oleh Nurhayati.

"Saya ditunjuk sebagai Ketua cabang Jeneponto tahun 2009 silam. Usai dilantik saya kemudian menyusun struktur pengorganisasian yang terdiri dari jabatan ketua di mana saya sendiri, sekretaris, bendahara, dan anggota relawan," ucap Kuseri warga Dusun Sapanang, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Sabtu (8/10/2016).

Setelah struktur organisasi terbentuk, Kuseri kemudian merekrut relawan dengan syarat menyetorkan kartu tanda penduduk (KTP) dan uang pendaftaran sebesar Rp 50 ribu tiap orang.

"Ada 80 orang yang mendaftar jadi relawan. Dan relawan inilah yang kemudian diperintahkan mencari dan mendata keluarga miskin. Tiap relawan ditugaskan mampu mendata 1.000 keluarga miskin, sehingga data keluarga miskin yang disetor relawan berjumlah 80.000 keluarga miskin," Kuseri menerangkan.

Selanjutnya data keluarga miskin itu, diakui Kuseri langsung disetorkan kepada Ketua Umum Yayasan Anak Bangsa, Yocusiba Junita yang bertempat di Kota Ambon.

"Mereka nantinya akan diberikan santunan sebanyak Rp 15 juta per keluarga dan mereka ditampung di suatu tempat di Kota Ambon (Maluku)," ujar dia.

"Tak hanya saya yang kumpul data keluarga miskin, tapi ada 450 orang lainnya yang berasal dari 11 provinsi di Indonesia juga menyetor data keluarga miskin. Kami bertemu di sana sekaligus menerima arahan dari ketum yayasan, Yocusiba," Kuseri menambahkan.

Arahan yang disampaikan oleh Yocusiba, menurut Kuseri, adalah menjelaskan YAB akan diberikan amanah mengelola bantuan dana dari beberapa negara untuk peruntukkan warga miskin. Di mana jumlah dana bantuan itu hingga triliunan rupiah.

"Dengan arahan tersebut Kami dan relawan lainnya makin percaya dalam hal keberadaan Yayasan Anak Bangsa itu," sebut dia.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 2014, Kuseri kedatangan tamu di rumahnya di Kabupaten Jeneponto, Sulsel. Tamu yang berasal dari beberapa provinsi lain di antaranya Sulawesi Tenggara (Kendari), Gorongtalo, serta Sumatra.

Uang Pribadi Terkuras

"Saya diperintahkan oleh Nurhayati selaku Ketua Yayasan (YAB) Provinsi Sulsel untuk menerima tamu tersebut di rumah. Namun pada saat itu saya sudah tak mampu lagi membiayai kebutuhan tamu itu karena uang pribadi saya sudah habis untuk organisasi Yayasan Anak Bangsa, sehingga saya mengundurkan diri sebagai ketua cabang sekaligus pengurus yayasan," ia membeberkan.

Kuseri mengaku apa yang telah dijanjikan untuk mendapatkan bantuan dari luar negeri hingga kini tak kunjung ada, sehingga jabatan Ketua cabang diambil alih oleh Sandirman warga Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Sulsel.

"Munculnya masalah dugaan penipuan Yayasan Anak Bangsa tentu buat saya bersyukur dan saya siap datang juga ke Mapolres Jeneponto untuk bersaksi sehubungan dengan Yayasan Anak Bangsa dengan membawa dokumen karena saya juga adalah korban," tutur Kuseri.

Warga Jeneponto itu mengungkapkan sejak bergabung dulu dengan Yayasan Anak Bangsa, hartanya habis untuk yayasan dengan harapan bantuan triliunan yang dijanjikan kepadanya beserta anggotanya sampai sekarang belum ada realisasinya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya