Diduga Setor Duit Rp 15 Miliar, Murid Dimas Kanjeng Brebes Diam

Murid Dimas Kanjeng yang baru tiba dari Probolinggo setelah mondok sejak 2011.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 13 Okt 2016, 12:31 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 12:31 WIB
Dimas Kanjeng
Murid Dimas Kanjeng yang baru tiba dari Probolinggo setelah mondok sejak 2011.

Liputan6.com, Brebes - Murid Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang berasal dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ternyata mencapai puluhan orang dan konon kerugian mencapai Rp 15 miliar. Namun, para korban memilih bungkam.

Sikap itu setidaknya ditunjukkan oleh tiga warga Desa Rancawuluh, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes yang baru pulang ke kampung halaman setelah ikut Dimas Kanjeng di Probolinggo sejak 2011 lalu.

Mereka masih satu keluarga, yakni Makdum (52) dan kedua anaknya, Tosim (24) dan Fatimah (28).

"Memang benar mereka bertiga itu warga kami yang baru pulang dari padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo Jawa Timur," ucap Kepala Desa Rancawuluh Kecamatan Bulakamba Edi Supriadi, Rabu, 12 Oktober 2016.

Menurut Edi, berdasarkan informasi dari pihak Koramil dan Polsek Bulakamba, Makdum (52) bersama keluarganya sudah menjadi anggota padepokan milik Taat Pribadi itu sejak 2011 lalu. Meski begitu, mereka hingga kini masih bungkam kepada siapapun jika ditanya soal Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Edi menduga keduanya merasa tertekan lantaran harus mengembalikan uang yang disetorkan oleh pengikut lain sebagai mahar ke padepokan Dimas Kanjeng.

"Ya kemungkinan banyak warga yang sudah setor lewat dia pada nagihin, sehingga tertekan dan akhirnya bungkam seperti itu," ucap Edi.

Sedangkan, jumlah korban Dimas Kanjeng hingga kini belum diketahui pasti. Begitu juga total uang yang sudah disetorkan warga Brebes ke Taat Pribadi. Edi berpendapat hal itu bisa disebabkan korban menyetorkan uang melalui perantara selain Makdum.

Murid Dimas Kanjeng Tersebar

Sementara itu, Slamet Dhofir (42), warga Klampok Wanasari Brebes Jateng, memperoleh informasi dari temannya yang menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo Jawa Timur.

"Katanya, yang nyetor uang dan menjadi pengikutnya lumayan banyak. Jumlahnya mencapai puluhan orang," ucap Slamet.

Ia menambahkan, para korban menyetorkan uang pribadinya untuk digandakan melalui murid Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang berada di Brebes. Berdasarkan informasi tersebut, puluhan orang yang menjadi korban Dimas Kanjeng sebagian besar adalah warga di Kecamatan Bulakamba.

"Kebanyakan para korban yang sudah setor uang itu warga Bulakamba karena ada yang ngoordinir," imbuh dia.

Menurut dia, para korban penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang hingga kini masih tutup mulut lantaran syok dan psikologisnya merasa kecewa karena dibohongi. Mereka yang menjadi korban hanya mau menceritakan persoalan tersebut kepada orang tertentu ataupun terdekatnya saja.

"Mereka yang menjadi korban diam karena masih syok dan malu juga," kata dia.

Sementara, Slamet menyebut jumlah uang dari para korban dari Brebes yang disetorkan ke Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk digandakan mencapai angka Rp 15 miliar.

"Kata teman saya jumlah uang dari para korban di Brebes yang sudah disetor ke sana mencapai Rp 15 miliar. Tapi yang nyetor melalui beberapa perantara," kata Slamet.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya