Limbah Misterius Pemicu 'Hamparan Salju' Sungai Brebes

Hingga kini, identitas orang-orang misterius yang diduga menyebabkan 'hamparan salju' di Brebes belum diketahui.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Nov 2016, 20:34 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2016, 20:34 WIB
Hasil Uji Lab 'Hamparan Salju' Meresahkan di Sungai Liyer Brebes
Hingga kini, identitas orang-orang misterius yang diduga menyebabkan 'hamparan salju' di Brebes belum diketahui. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Brebes Jawa Tengah memastikan buih putih yang menyerupai hamparan salju di Sungai Liyer itu bukan dari limbah perusahaan tekstil di kawasan setempat. Berdasarkan uji laboratorium, sumber 'salju' yang menggunung setinggi hampir 10 meter itu diduga berasal dari limbah deterjen.

Kepala BLH Kabupaten Brebes Edy Kusmartono mengatakan, sampel dari air sungai di Desa Songgom Lor Kecamatan Songgom sudah diuji laboratorium dan hasilnya menunjukkan kadar air masih di bawah baku mutu.

"Dari hasil uji lab itu hasilnya negatif. Kami ambil sampel air di beberapa titik di sekitar aliran Sungai Liyer. Hasilnya, kadar air normal atau masih di bawah baku mutu," ucap Edy Kusmartono kepada Liputan6.com, Rabu (30/11/2016).  

Ia berharap hasil uji tersebut diharapkan dapat menghilangkan anggapan negatif masyarakat terhadap pencemaran air Sungai Liyer. Pasalnya, pemerintah memastikan kondisi air sepanjang sungai itu masih aman untuk digunakan, termasuk untuk pertanian.  

"Hasil uji laboratorium ini sudah disampaikan kepada masyarakat," kata Edy.  

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari outlet dari limbah pabrik tektik di wilayah Margasari yang dilakukan BLH Kabupaten Tegal.

"Kami terus berkoordinasi dengan BLH Kabupaten Tegal. Sampai saat ini masih menunggu hasil sampel outlet limbah pabrik tekstil," kata dia.  

Edy meminta masyarakat di daerah aliran Sungai Liyer tidak perlu khawatir karena tidak ada kerusakan lingkungan. "Silahkan masyarakat menggunakan air sungai itu. Bisa untuk pengairan lahan pertanian ataupun mandi dan cuci tangan kaki," dia menjelaskan.  

KLH Brebes menduga ada pihak yang sengaja membuang limbah cair ke Sungai Liyer. Menurut informasi, kata dia, ada beberapa orang misterius yang sengaja membuang limbah cair yang dikemas dalam beberapa jeriken secara periodik.

"Karena kondisi berbusa putih ini terjadi tidak setiap hari, hanya dua atau tiga kali satu minggu," ucap Edy.  

Hal itu diperkuat pernyataan warga setempat. Menurut warga, orang-orang misterius itu datang ke lokasi sekitar sungai biasanya pada dini hari dengan membawa beberapa jeriken berisi limbah cair. Setelah menumpahkan isi jeriken, aliran sungai kemudian dipenuhi busa putih pada pagi harinya.

Akibat ulah orang tidak bertanggung jawab itu, ratusan petani khawatir dengan kelangsungan tanaman pertanian bawang merah dan padi setelah musim panen mendatang. Pasalnya, Sungai Liyer yang tercemar limbah cair berupa busa bewarna putih seperti hamparan salju itu mengairi lahan pertanian mereka.  

Tak jarang, Sungai Liyer yang mengalir dari Kecamatan Margasari (Kabupaten Tegal) - Kecamatan Songgom - Kecamatan Jatibarang (Brebes) ini airnya tiba-tiba berubah warna menjadi merah dan berbau sejak sebulan terakhir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya