Liputan6.com, Jakarta - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tidak ada seorang pun yang menginginkan mendapat musibah. Namun, alam tak bisa dikendalikan manusia. Bencana alam bisa sewaktu-waktu dialami.
Indonesia sebagai negara yang rawan bencana membuat berbagai peristiwa ini sangat sering terjadi. Tanah longsor akibat hujan deras, banjir bandang, gunung meletus, dan bencana alam lainnya menghantui masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Tercatat, ada beberapa bencana alam besar dan menggemparkan warga yang terjadi sepanjang tahun 2016.
Gempa Aceh
Baru-baru ini Aceh kembali mengalami gempa. Meski tidak berpotensi tsunami, tetapi korban yang berjatuhan cukup banyak.
Korban meninggal karena gempa Aceh sudah mencapai 102 orang. Sementara 700-an luka-luka akibat guncangan lindu 6,5 skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
"3.267 masyarakat mengungsi akibat gempa," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 8 Desember 2016.
Banyaknya masyarakat yang mengungsi, menurutnya, karena rumah warga tergolong rusak berat karena gempa Aceh. Bahkan, sebagian rumah warga tidak mungkin lagi ditempati.
Sebelumnya, pada Rabu 7 Desember 2016 Gubernur Aceh telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana skala provinsi selama 14 hari dari 7-20 Desember 2016.
Penetapan status darurat skala provinsi dikarenakan dampak gempa yang terjadi di tiga kabupaten, yaitu Pidie Jaya, Bireun, dan Pidie.
Banjir Bandang Garut
Pada September lalu, terjadi bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 34 orang meninggal, 19 orang hilang, dan 35 orang terluka akibat bencana itu. Sementara, sebanyak 6.361 warga harus mengungsi.
Diduga bencana ini akibat adanya pelanggaran yang dilakukan manusia. Dit Reskrimsus Polda Jawa Barat tengah memeriksa indikasi pelanggaran hukum yang terjadi di hulu Sungai Cimanuk mengatakan, pihaknya telah memanggil 15 pihak yang bersaksi atas dugaan alih fungsi lahan ilegal. Berdasarkan pendalaman, polisi menemukan indikasi pelanggaran hukum.
Advertisement
Banjir di Bandung
Meski terbilang bencana kecil, tetapi musibah ini sempat menjadi viral di tengah masyarakat. Pasalnya, Kota Bandung jarang mengalami banjir besar, seperti yang terjadi di Pasteur pada November lalu.
Perbincangan mengenai banjir ini semakin meluas mengingat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil cukup tenar dan aktif di dunia maya.
Koordinator Humas dan Protokoler Basarnas Jabar Joshua Banjarnahor menerangkan ketinggian banjir mencapai kira-kira 1 meter. Selain Pasteur dan Pagarsih, banjir bandang juga merendam wilayah Sukagalih dan Cimindi. Namun, banjirnya tidak setinggi di kawasan Pagarsih.
"Di Jalan Pagarsih sudah sepinggang orang dewasa. Kalau di Pasteur, Sukagalih, dan Cimindi sepaha orang dewasa," kata Joshua.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, kemacetan parah terjadi di beberapa ruas jalan seperti Jalan Tamansari, Jalan Layang Pasupati dan Jalan Cihampelas, Kota Bandung.
Bencana Longsor di Purworejo
Pada Juni 2016 lalu, terjadi bencana tanah longsor di Purwerejo, Jawa Tengah. Bencana ini cukup menyeret banyak korban.
Data BNPB menyebutkan sebanyak 39 orang meninggal, empat hilang, dan sembilan terluka akibat bencana ini. Ada 230 warga yang terpaksa mengungsi.
Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan Purworejo memang rawan longsor dan banjir lantaran kontur tanahnya. Hujan lebat sedikit pasti langsung bencana. Korban tewas merupakan warga yang terkena timbunan longsor. Awalnya terjadi longsor kecil menutup jalan dan lalu lintas pun tersendat. Tak disangka tiba-tiba ada longsor yang lebih besar menimbun kendaraan dan orang-orang di jalan.
Advertisement
Banjir Longsor di Deli Serdang
Terjadi banjir bandang di lokasi Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara pada pertengahan Mei tahun ini. Sebanyak 18 orang dinyatakan meninggal oleh BNPB.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang Darwin Surbakti mengatakan pada Minggu, 15 Mei 2016, dilaporkan sebanyak 76 orang hilang kontak di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna. Para pengunjung diduga menjadi korban banjir bandang Sungai Lau Mentar.