Liputan6.com, Solo - Ketika masih aktif sebagai anggota TNI, pria paruh baya ini memang terkenal kuat. Beragam prestasi sempat ditorehkan selama berkarier 33 tahun. Pria itu bernama Kopral Partika Subagyo.
Ia kerap melakukan aksi spektakuler, hingga mendapatkan rekor Muri.
Kini memasuki masa pensiun, pria dengan kumis melintang ini melakukan cara yang cukup nyentrik di tempat kelahirannya Solo, Jawa Tengah. Ia melakukan gerakan push up 2 jari.
Advertisement
Berita lainnya yang tak kalah menarik di kanal Regional, Liputan6.com, perihal penipuan yang dilakukan kepada para petani cengkih di di Trenggalek, Jawa Timur.
Seoarang pria yang menyebut dirinya sebagai Kanjeng Dimas Gentong menggunakan fasilitas gentong gaib yang sudah diisi sesaji sebagai alat untuk menipu para korbannya.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Aksi 1412 Sambut Pensiun ala Kopral Bagyo
Masih ingat dengan kopral yang koprol mengelilingi Monas pada pertengahan tahun lalu? Kopral bernama Partika Subagyo, seorang anggota TNI Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Solo itu, kini memasuki masa pensiunnya dengan cara yang nyentrik.
Usai hormat pada empat temannya, ia melanjutkan dengan gerakan push up dua jari. Menurut dia, cara pamit itu sebagai wujud terima kasih pada korpsnya yang memberikannya kesempatan berkarier selama 33 tahun.
"Mulai 14 Desember, saya sudah pensiun. Saya tetap bangga meski memasuki pensiun hanya berpangkat kopral," kata Kopral Bagyo, Kamis, 15 Desember 2016.
Kopral ini semasa muda memang terkenal kuat. Beragam prestasi ditorehkannya sejak mengabdi di TNI pada 1983 lalu.
Pada 2006, ia memecahkan rekor Muri dengan melakukan push up 9.260 kali selama 24 jam.
2. Kanjeng Dimas Gentong Kelabui Petani Cengkih Hingga Rp 2 Miliar
Kanjeng Dimas Gentong alias Hasani Suhartono dan para pengikutnya mengelabui ratusan petani cengkih di Trenggalek, Jawa Timur, hingga mencapai Rp 2 miliar.
Modus penipuan yang dilakukan tersangka adalah membeli cengkih petani dengan harga Rp 150 ribu per kilogram dari harga pasaran Rp 100 ribu per kg. Kemudian, nilai uang hasil penjualan itu 1/3 digunakan untuk mahar, sedangkan 2/3 sisanya dimasukkan ke dalam gentong gaib untuk digandakan selama 6 bulan.
Donny menegaskan, ada sekitar 200 korban yang terkena bujuk rayu tersangka.
3. Danau Singkarak Menghitam Sepekan Terakhir, Terdampak Gempa Aceh?
Warna air Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumbar), berubah menjadi keruh kehitaman. Fenomena ini berawal pada Minggu lalu, yang terlihat masyarakat pinggir danau di kawasan Malalo, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
Masyarakat menduga fenomena ini dipicu akibat gempa berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Pidie Jaya, Aceh, pada 7 Desember 2016.
Menurut warga, hal serupa juga terjadi pada saat gempa mengguncang Aceh pada Desember 2004.
"Singkarak berbeda dengan Maninjau. Danau Singkarak terjadi akibat peristiwa tektonik, bukan vulkanik," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat Ade Edward kepada Liputan6.com, Jumat ini.