Penyebab Yogyakarta Diguyur Hujan Es

Hujan berupa gumpalan es terjadi di Jalan Jatimulyo RT 43 RW 23 Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jan 2017, 10:29 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 10:29 WIB
Hujan-Es
Ilustrasi hujan

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan hujan es di Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta pada Kamis sore disebabkan munculnya awan comulonimbus disertai angin kencang.

"Hasil pantauan radar cuaca tadi siang ada kemunculan awan comulonimbus (CB) dengan suhu sangat dingin mencapai di bawah 0 derajat celcius," kata Koordinator Pos Klimatologi dan Geofisika BMKG Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, dilansir Antara, Kamis, 5 Januari 2017.

Sebelumnya, Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencana Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan menyebutkan berdasarkan laporan tim di lapangan pada Kamis sore, hujan berupa gumpalan es terjadi di Jalan Jatimulyo RT 43 RW 23 Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

Menurut Joko, hujan es itu merupakan fenomena normal yang masih berpotensi terjadi menjelang puncak musim hujan. Awan konvektif yang cukup tebal dengan suhu dingin mencapai di bawah nol derajat celcius, kata dia, dapat memicu terjadinya hujan es.

"Di puncak awan CB terdapat kristal-kristal es. Kristal es itu bisa jatuh bersama hujan yang disertai petir dan angin kencang," kata Joko.

Selain hujan es, lanjut Joko, menjelang puncak musim hujan, selama tiga hari ke depan di DIY masih berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dengan kecepatan 30-40 kilometer per jam, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga jalan licin.

Berdasarkan pantauan Pos Klimatologi BMKG terhadap kondisi atmosfer di DIY, kelembaban udara cukup tinggi di bagian atas atmosfer mencapai 80-90 persen. "Angin baratan juga cukup kuat," kata dia.

Sementara saat ini, kata dia, curah hujan di DIY rata-rata mencapai 50-100 milimeter per dasarian. Pada puncak musim hujan yang diperkirakan jatuh pada pertengahan Januari hingga Februari curah hujan naik hingga 150 milimeter per dasarian.

Puting Beliung Tewaskan Warga

Di tempat berbeda, seorang meninggal dunia dan belasan lainnya terluka akibat bencana puting beliung yang melanda Desa/Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis sore.

Korban meninggal Ny Musia (60) yang tidak bisa menyelamatkan diri saat hujan deras mengguyur disertai terjangan angin meliuk yang mengakibatkan puluhan rumah rusak, satu gudang pengeringan tembakau rata dengan tanah, dan sejumlah pohon tumbang di desa setempat.

"Hujan deras disertai angin kencang berputar terjadi hanya beberapa menit, namun menyebabkan puluhan rumah rusak, bahkan gudang tembakau rata dengan tanah hingga menyebabkan pekerjanya mengalami luka-luka," kata Hafidi Cholis, tokoh masyarakat di Desa/Kecamatan Pakusari.

Menurut dia, sejumlah korban yang terluka mendapat perawatan intensif di Puskesmas Pakusari, namun hingga kini masih belum diketahui apakah sebagian korban sudah dipulangkan atau belum.

"Ada yang mengalami patah tulang akibat reruntuhan bangunan rumah dan gudang pengeringan tembakau, namun ada yang hanya lecet-lecet saja," ucap Hafidi yang juga Ketua Komisi D DPRD Jember itu.

Pihak muspika setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat, agar segera mendapatkan perawatan intensif akibat luka-luka terkena reruntuhan bangunan.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo mengatakan pihaknya masih mendata jumlah korban yang terdampak angin puting beliung di Desa/Kecamatan Pakusari.

"Data sementara mencatat satu korban meninggal dunia dan sebanyak 10 orang mengalami luka-luka dengan rincian lima orang mengalami luka-luka sedang dan lima orang mengalami luka ringan," kata Hafidi.

Data sementara rumah warga yang rusak ringan, sedang, dan berat di Desa/Kecamatan Pakusari sebanyak 113 rumah. Petugas dan sukarelawan BPBD Jember masih terus mendata rumah yang rusak atau korban angin puting beliung.

Menurut dia, bencana puting beliung tidak hanya melanda Kecamatan Pakusari, tapi juga melanda sejumlah kecamatan yakni Kecamatan Sumbersari, Mayang, dan Kecamatan Silo, sehingga pihaknya masih terus mendata.

"Kami sudah menerjunkan tim sukarelawan untuk melakukan pendataan korban angin puting beliung yang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Jember," tutur Hafidi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya