Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat menyatakan infrastruktur Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, jauh dari ideal, terutama usai kasus gajah Yani pada tahun lalu. Kini, kebun binatang tersebut kembali mendapat sorotan publik usai viralnya video beruang madu kurus dan memakan kotoran sendiri.
Humas Yayasan Margasatwa Tamansari selaku Pengelola Kebun Binatang Bandung, Sudaryo, membantah pernyataan Wali Kota yang karib disapa Kang Emil itu. Bahkan, Sudaryo menantang Kang Emil ucapannya. Dia juga meminta orang nomor satu di Kota Bandung tersebut hadir untuk memantau langsung Kebun Binatang Bandung.
"Kami akan senang kalau Pak Wali sendiri (datang). Bukan hanya komentar, tapi datang," kata Sudaryo di Kebun Binatang Bandung, Kamis (19/1/2017).
Baca Juga
Menurut dia, saat ini Kebun Binatang yang berada di Jalan Taman Sari, Kota Bandung , tersebut telah dibenahi sejak delapan bulan terakhir. Sudaryo mengatakan Emil perlu datang langsung ke sana karena mungkin belum tahu soal pembenahan dimaksud.
"Bahwa kami sudah lakukan perubahan sebanyak mungkin sejak delapan bulan. Barangkali Pak Wali belum sempat melihat kondisi perubahan itu," ujar dia.
Sudaryo juga enggan menanggapi banyak perihal pernyataan-pernyataan Emil. Dia mengaku saat ini pihaknya berfokus pada pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan di kebun binatang tersebut.
"Saya sih enggak perlu menanggapi terlalu banyak, karena Wali Kota saja sudah mem-posting di medsosnya. Konsentrasi saya sebagai pengelola memelihara dan mengembangbiakan satwa yang dilindungi. Ini benteng terakhir kalau sudah di kebun binatang harus dipelihara," ucap dia.
Sudaryo mengaku sejak pembenahan dilakukan, jumlah pengunjung Kebun Binatang Bandung meningkat signifikan. Pada 1 Januari 2017, pengunjung yang datang sebanyak 20.900 orang. Kemudian pada 2 Januari 2017, ada 12.000 orang. Jumlah itu diindikasikan kebun binatang tetap menjadi favorit masyarakat untuk berwisata.
"Kami juga punya tanggung jawab ini untuk generasi depan. Andai kata dipertahankan, maka akan dinikmati juga oleh generasi kita untuk wisata edukasi alam dan saya enggak perlu komentari," tutur Sudaryo.