Liputan6.com, Bandung - Sedikitnya 1.500 orang yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Islam (API) mengikuti aksi apel bela ulama di depan kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Diponegoro. Mereka meminta agar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak dikriminalisasi polisi dengan dalih penodaan lambang negara.
Massa juga melayangkan tuntutan agar kepolisian segera mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan karena dinilai telah mencoreng nama baik ulama. Menurut Ketua API Jawa Barat, Asep Syaripudin, adanya apel bela ulama yang diikuti banyak orang merupakan wujud masyarakat mencintai keberadaan ulama.
"Ini juga sebagai penegasan bahwa kita menerima Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara serta menginginkan dihapuskannya premanisme dan kolonialisme," kata Asep di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Dipenogoro, Bandung, Kamis (26/1/2017).
Baca Juga
Asep mengatakan, permintaan dihapuskannya premanisme dan kolonialisme merujuk pada bentrokan yang terjadi di Mapolda Jawa Barat, beberapa waktu lalu, antara ormas keagamaan dan kebudayaan usai pemeriksaan Rizieq Shihab.
Hal itu menunjukkan, kata Asep, ketidaktegasan Anton Charliyan sebagai pemimpin tertinggi polisi di provinsi penyangga ibu kota negara dalam penegakan hukum.
"Tidak rela Habib Rizieq Shihab menjadi tersangka sedangkan ormas bersenjata berkeliaran di depan Mapolda Jabar waktu itu dan menganiaya anggota FPI enggak ditindak," kata Asep.
API Jawa Barat juga menyatakan jika pemimpin FPI Rizieq Shihab ditangkap polisi, mereka akan menginstruksikan anggota untuk menguasai seluruh kantor polisi di Indonesia.
Advertisement