Liputan6.com, Palembang - Perlombaan perahu Bidar menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Perahu yang dulunya digunakan untuk menghalau perompak yang akan menyerang Kerajaan Sriwijaya terus dilestarikan dalam bentuk perlombaan rakyat.
Sebanyak 65 unit perahu bidar mini sudah bersiap di bentangan Sungai Pada Bonggoh, Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Kertapati, Palembang. Julukan perahu yang didayung oleh lima orang itu sungguh unik. Sebut saja Halilintar, Raja Rimba, Raja Sirep, Serunting Sakti, hingga Buaya Buras.
Kegiatan yang digelar dalam rangka ulang tahun Kelurahan Karya Jaya yang ke-40 ini sempat diguyur hujan pada Minggu siang, 5 Februari 2017. Kendati basah kuyup, para peserta tetap antusias untuk melanjutkan perlombaan demi memperebutkan piala bergilir Lurah Karya Jaya.
Advertisement
Lurah Karya Jaya, Muhammad Yusli, mengatakan lomba perahu bidar sudah empat tahun tidak dilaksanakan. Kegiatan ini kembali digelar karena antusias warga yang tinggi.
"Ini sudah jadi tradisi kami untuk merayakan ulang tahun kelurahan. Semua dana yang digunakan adalah murni swadaya masyarakat," ujar Yusli kepada Liputan6.com, di Boom Muaro Kelingi, Kelurahan Karya Jaya Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kegiatan ini, Wali Kota Palembang Harnojoyo turut hadir dan mendukung penuh pesta rakyat ini. Kegiatan itu akan diagendakan dalam kalender pariwisata Palembang pada 2017, seperti ulang tahun Palembang, Hari Kemerdekaan Indonesia hingga kegiatan lainnya.
"Kita sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian tradisi daerah dan sebagai hiburan masyarakat," kata Harnojoyo.
Bahkan, lanjut dia, kegiatan ini akan digalakkan ditiap kelurahan, tidak hanya digelar di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang saja.
"Tradisi ini sangat cocok untuk mengenalkan Palembang ke wisatawan mancanegara, terlebih menjelang ASEAN Games 2018 mendatang," kata dia.
Berdasarkan sejarah, perahu bidar duhulu dikenal dengan nama Perahu Pecalang. Alat transportasi itu diandalkan sebagai perahu cepat untuk mengusir perompak hingga Kerajaan Sriwijaya runtuh.
Namun, tradisi Perahu Bidar ini masih tetap dilestarikan di zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Salah satunya dengan menggelar perlombaan Perahu Bidar yang bisa diikuti oleh seluruh warga Palembang hingga saat ini.