Setelah Banjir, Longsor Menghantui Warga Cirebon Timur

Cuaca ekstrem bukan hanya menimbulkan banjir, tanah longsor pun menerjang dua wilayah Kabupaten Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 17 Feb 2017, 15:50 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 15:50 WIB
Banjir dan longsor
Banjir dan longsor menerjang kawasan timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Hujan besar yang mengguyur kawasan timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Rabu, 15 Februari 2017, bukan hanya mengakibatkan banjir. Bencana tanah longsor menerjang dua wilayah, yakni Kecamatan Greged dan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, mengatakan, longsor di dua kecamatan tersebut terjadi pada Rabu petang dan malam lalu.

"Jadi longsor bersamaan dengan banjir, tapi selang waktunya cukup lama," ucap Eman, Kamis, 16 Februari 2017.

Eman menyebutkan, terdapat empat rumah yang mengalami kerusakan cukup parah akibat longsor yang terjadi di Susukan Lebak. Longsor merusak empat rumah dan mengharuskan 12 warga yang tinggal di dalamnya harus dievakuasi.

Dia menuturkan, longsor lantaran gerusan aliran sungai yang cukup deras dan meluap pada Rabupetang."Ada empat rumah yang rusak akibat longsor di Susukan Lebak. Sebanyak 12 warga diungsikan," ujar Eman.

Selain di Susukan Lebak, longsor juga terjadi di Kecamatan Greged. Sebuah bukit yang berada di pinggir jalan, tiba-tiba longsor dan menutup jalan sepanjang 50 meter. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. "Semua longsor tidak ada korban jiwa," kata Eman.

Banjir dan longsor menerjang kawasan timur Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Dia mengakui, cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menjadi perhatian serius BPBD. Walaupun baru dibentuk sebulan yang lalu, BPBD Kabupaten Cirebon sudah melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi dan penanganan jika kembali terjadi bencana.

"Kita sudah identifikasi di lapangan, terkait apa saja yang perlu diperhatikan. Kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang lain, seperti Basarnas, Tagana, pihak kepolisian dan lainnya," Erman menjelaskan mengenai kondisi banjir dan longsor di Cirebon.

5.000 Rumah Rusak

Banjir dan longsor
Banjir dan longsor menerjang beberapa kawasan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

BPBD Kabupaten Cirebon memprediksi 5.000 rumah rusak akibat terendam banjir yang terjadi sejak Rabu, 15 Februari 2017. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman mengatakan, hingga saat ini tercatat ada tujuh kecamatan yang terdampak banjir.

Ketujuh kecamatan itu adalah Astanajapura, Greged, Losari, Susukanlebak, Pabedilan, Pangenan, dan Gebang. "Air mulai menggenangi permukiman warga Rabu (15 Februari 2017) sekitar pukul 16.00 WIB," kata Eman.

Banjir tersebut ujar Eman, merupakan dampak dari tingginya intensitas hujan di wilayah Kuningan, yang merupakan hulu sejumlah sungai di Cirebon. Imbasnya, beberapa sungai seperti Cisanggarung, Cimanis, dan Ciputih meluap dan mengenai permukiman warga.

Menurut Eman, ratusan warga sempat dievakuasi dengan dibantu oleh Tagana, Basarnas, Pihak Kepolisian dan organisasi masyarakat lainnya. "Kita lakukan evakuasi sejumlah warga di tempat aman. Infonya, saat ini warga sudah mulai berangsur pulang," tutur Eman.

Dampak banjir besar juga membuat sejumlah rumah warga mengalami kerusakan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, puluhan rumah mengalami kerusakan cukup berat akibat banjir ini.

Kendati demikian, Eman mengaku baru mendapatkan informasi dua rumah yang rusak di wilayah Losari. "Kami baru mendapatkan informasi dua rumah yang rusak, itu di wilayah losari. Kami belum update lagi datanya."

Banjir dan longsor menerjang beberapa kawasan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Selain karena intensitas hujan yang cukup tinggi, beberapa banjir di wilayah Kabupaten Cirebon juga diperparah dengan adanya rob atau banjir pasang  air laut. Kondisi tersebut membuat air sungai tidak segera bisa keluar ke laut. "Wilayah yang dekat laut diperparah dengan adanya air rob," Eman menambahkan.

Kondisi saat ini, air sudah mulai surut. Namun beberapa wilayah masih tergenang setinggi 50 centimeter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya