Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengerahkan tim ke Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang mengalami pergeseran tanah pada 21 Februari 2017.
Akibat pergeseran tanah itu, sebanyak 35 kepala keluarga penghuni 22 rumah menjadi pengungsi karena rumahnya terancam pergeseran tanah yang sebelumnya sudah merobohkan empat rumah.
Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat PVMBG Agus Budianto, otoritasnya belum bisa memberikan penjelasan tentang penyebab pergeseran tanah tersebut karena harus menunggu hasil tim di lapangan.
"Tim kami sedang bergerak ke sana untuk melakukan kajian di lokasi gerakan tanah Desa Gumulung," kata Agus Budianto melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Kamis, 23 Februari 2017.
Baca Juga
Advertisement
Agus mengatakan, usai kajian di lapangan, nantinya tim yang dikerahkan ke desa yang tanahnya kini terus bergeser setiap jam itu akan mengevaluasi data lapangan.
Berdasarkan peta daerah rawan pergeseran tanah yang diterbitkan PVMBG, disebutkan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terdapat 13 daerah dengan potensi gerakan tanah kategori menengah sampai tinggi.
Di antaranya adalah di Lemahabang bagian selatan kategori potensi gerakan tanah menengah. Sedangkan, Karangsembung bagian selatan, Beber, Sumber, Harjamukti, Mundu bagian selatan, Palimanan, Astanajapura, Plumbon bagian selatan, Ciwaringin, Weru, Waled bagian selatan dan Sedong termasuk daerah pergerakan tanah menengah-tinggi.
Pergeseran tanah di Desa Gumulung Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terjadi usai terjadinya hujan besar dan banjir bandang pada 15 Februari 2017. Setelah itu, terjadi gempa kecil yang memicu retakan sepanjang ratusan meter dan 10 meter lainnya ambrol ke sungai setempat.