Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 600 ekor itik milik tiga peternak mati mendadak di Kampung Lebakwangi, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Jawa Barat, akibat terjangkit virus flu burung. Indikasi kuat itu didapat setelah pihak berwenang melakukan pemeriksaan laboratorium.
Camat Soreang Rusli Baijuri menjelaskan, pihaknya pertama kali mendapatkan laporan kematian itik pada 16 Februari 2017. Awalnya, hanya dua sampai tiga ekor itu yang mati.
"Mungkin dianggap petani itu karena perubahan suhu dan cuaca, tapi makin ke sininya semakin banyak," ujar Rusli, Kamis, 23 Februari 2017.
Setelah jumlah kematian itik makin banyak, kata Rusli, peternak kemudian melaporkan temuan itu kepada aparat setempat dan penyuluh. Dinas Pertanian dan Peternakan kemudian juga turun ke lapangan untuk memeriksa secara ilmiah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang diterbitkan Dinas Pertanian dan Peternakan, dipastikan seluruh unggas itu terjangkit virus flu burung. "Hasilnya positif jadi langsung dilokalisasi. Artinya itik-itik yang mati itu dibakar dan dikubur," kata Rusli.
Baca Juga
Advertisement
Rusli menduga terpaparnya itik oleh virus flu burung terjadi saat pendistribusian atau sejak di lokasi penjualan unggas. Namun, dugaan tersebut perlu diteliti lebih lanjut.
Dengan adanya kejadian tersebut, pemerintah setempat menerbitkan rekomendasi agar seluruh unggas yang masih hidup tidak boleh dikonsumsi. Masyarakat juga diimbau agar segera melaporkan jika terjadi hal serupa kepada aparat desa dan melokalisasi Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Jawa Barat
"Jika terdapat masyarakat yang sakit, segera laporkan dan dibawa ke rumah sakit," ujar Rusli.
Pihak Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyatakan kejadian itik mati mendadak merupakan peristiwa pertama kalinya dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Rencananya, aparat akan menyemprotkan disinfektan untuk seluruh unggas di kawasan tersebut pada hari ini.