Liputan6.com, Bangkalan - Pihak keamanan Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyerahkan enam pegawainya ke Satuan Reserse Narkoba Polres Bangkalan, Senin, 27 Februari 2017. Mereka diserahkan ke polisi setelah ketahuan dan kemudian mengakui pernah memakai kamar mayat di rumah sakit untuk nyabu.
Belum diketahui identitas ke enam pegawai tersebut, tapi dipastikan lima orang di antaranya bekerja di bagian pemulasaran jenazah dan satu orang lainnya di bagian Kesehatan Keliling. Sebagian besar mereka berstatus pegawai kontrak atau lazim disebut tenaga harian lepas (THL) dan seorang lagi berstatus PNS.
Komandan Pengamanan RSUD Syamrabu Bangkalan Sertu Budiono mengatakan terbongkarnya perkara ini bermula dari santernya gosip di masyarakat bahwa kamar mayat di RSUD kerap dijadikan tempat nyabu. Satpam rumah sakit yang mendengar kabar tak sedap itu lantas memberitahu Budiono.
Advertisement
Berbekal informasi minim, Budiono memanggil para pekerja di kamar mayat. Awalnya tak ada yang mengaku. Entah apa yang dilakukan, salah satu pegawai berinisial FS akhirnya mengakui sering nyabu di kamar mayat dengan sejumlah rekannya.
Baca Juga
Satpam rumah sakit pun lantas menggeledah kamar mayat dan menemukan satu paket sabu serta timbangan eletrik. FS mengakui sabu dan timbangan itu miliknya. "FS ini juga jualan sabu ke sejumlah pegawai," kata Budiono di Mapolres Bangkalan.
Dari pengakuan FS itu kemudian terungkap siapa pemasok sabu kepadanya. Ternyata si pemasok pegawai lain di kamar mayat berinisi SY, warga Desa Tanah Merah Dejeh, Kecamatan Tanah Merah.
Selain FS dan SY, pegawai lain yang biasa beli sabu pada FS juga terungkap dan turut diserahkan pada polisi. "Ini merusak citra rumah sakit. Jadi, semua yang terlibat kami serahkan, supaya rumah sakit bersih narkoba," ungkap Budiono.
Terpisah, KBO Satreskoba Polres Bangkalan Ipda Eko Siswanto mengatakan dari hasil pemeriksaan urine keenamnya positif nyabu, sehingga akan diproses lebih lanjut. "Mereka bilang terakhir nyabu seminggu lalu," kata dia.
Para tersangka mengaku nekat nyabu di kamar mayat karena sepi sehingga dianggap tempat paling aman. Apalagi, kamar mayat identik dengan tempat angker dan menakutkan sehingga jarang dikunjungi pegawai lain.
"Nyabu disitu karena merasa aman, hanya ada arwah-arwah," ucap Eko sambil bercanda.